Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Selatan Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Palembang Sumatera Selatan Contact Person : konisumsel@gmail.com

Selamat Datang di Situs KONI Sumsel

Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Jalan Jenderal Sudirman No 2534 Email : konisumsel@gmail.com

Minggu, 20 Juli 2008

KONI Sumsel Puji Kerja Keras Atletnya

KONI Sumsel Puji Kerja Keras Atletnya
--- Siapkan 10 Cabor Andalan
Samarinda
Meski jauh dari realisasi target 10 besar yang diemban KONI Provinsi Sumsel, tapi badan otoriter olahraga terbesar Sumsel tersebut tetap memuji kerjakeras dan prestasi yang berhasil ditorehkan duta-duta olahraga bumi Sriwijaya dalam mengejar pundi-pundi medali dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008.
Perolehan 12 medali emas, 11 medali perak dan 17 medali perunggu sudah menjadi puncak perjuangan kontingen Sumsel yang dipimpin Letkol CZI Amalsyah Tarmidzi dipesta olahraga empat tahunan terbesar di sejarah Indonesia tersebut.
Sebagai langkah evaluasi yang akan dipertanggung jawabkan dan ajang penilaian terhadap program-program yang telah dijalani sehingga menghasilkan prestasi kurang baik Sumsel dibandingkan empat tahun lalu ketika Sumsel menjabat sebagai tuan rumah dengan perolehan 4 besar, KONI Sumsel melalui Sekum nya Dhennie Zainal selain memberikan pujian kepada atletnya juga akan melakukan evaluasi besar-besaran bagi perkembangan olahraga di Sumsel.
"Prestasi ini sudah bagus karena sesuai dengan target yang kita inginkan seperti mempertahankan medali yang kita dapatkan di Palembang empat tahun lalu, hanya saja kita mendapatkan masalah dengan pihak PRSI yang mana Sumsel bisa menerjunkan perenangnya," jelas Dhennie ketika menyaksikan cabor pencak silat Sumsel di Stadion Madya Sempaja Samarinda, Rabu (16/7).
Didampingi Ketua Kontingen Sumsel Letkol CZI Amalsyah Tarmidzi, Dhennie menjelaskan dirinya dan tentunya masyarakat Sumsel masih bisa bersyukur dengan adanya cabor-cabor yang mendapatkan medali emas walaupun tidak ditargetkan oleh KONI Sumsel seperti anggar dan whusu. "Cabor-cabor ini bisa mendongkrak posisi sumsel diperolehan medali," jelas anggota DPRD Provinsi Sumsel ini.
Kebanggan juga tersirat bukan hanya dari faktor prestasi tetapi juga atlet Sumsel yang berlaga di PON ini adalah asli putera daerah Sumsel. "Dan yang menjadi kebanggan prestasi bagus ini ditorehkan oleh putera-puteri asli daerah Sumsel yang berjuang menegakkan nama daerahnya sendiri," jelas Amalsyah yang memperkecualikan atlet atletik Sumsel Ni Putu Desi yang berasal dari Bali, tetapi penyumbang emas bagi Sumsel ini tetap menunjukkan kesetiaannya dan menanamkan jiwa kedaerahannya untuk Sumsel.
Dan upaya yang akan dilakukan demi perkembangan prestasi olahraga di bumi sumatera selatan, KONI Sumsel yang diketua umumi oleh Ir H Syahrial Oesman MM segera melakukan rapat pengurus yang tentunya melibatkan pengda-pengda. "Kita berharap setelah PON ini kita akan mengadakan cabor-cabor prioritas atau unggulan yang menciri khaskan Sumsel, seperti Jambi dengan renangnya, dan provinsi lain dengan cabornya maka Sumsel ada cabor yang diandalkan, dan kita buat cabor spesial minimal 10 cabor," jelas Dhennie Zainal.
Tapi, Dhennie masih melihat berbagai aspek untuk menentukan cabor-cabor yang menjadi unggulan seperti sarana dan tentunya prestasi serta berbagai aspek lainnya. " Anggar, menembak, judo dan cabang lain seperti atletik dan lainnya yang mendapatkan medali harus diregenerasikan, karena tidak mungkin juga kita hanya mengandalkan dari nama Taslim bersaudara atau Jauhari Johan, kita perlu penerus mereka yang masih muda," ungkapnya.
Kenyataan yang diterima bahwa Sumsel merupakan salah satu tuan rumah Sea Games 2011 harus diantisipasi dengan menyiapkan atlet-atlet muda dari bumi Sriwijaya agar bisa disisipkan ditengah-tengah skuad merah putih. "Apalagi cabor dayung akan diselenggarakan di Palembang, harapannya ada atlet Sumsel menjadi kontingen Indonesia," harapan dhennie yang juga kembali berharap Pemprov Sumsel memberikan penghargaan kepada atlet Sumsel yang telah menaikkan bendera Sumsel di PON XVII Kaltim 2008.

Tarmizi Karim Jamu Kontingen PON

Tarmizi Karim Jamu Kontingen PON
samarinda
Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Tarmizi Karim, Selasa malam (15/7) memberikan jamuan makan malam dan silaturahmi kepada kontingen Sumsel dan puluhan kontingen lainnya yang ikut serta dalam perhelatan PON XVII Kaltim 2008 yang dipusatkan di Lemin Etam pinggiran sungai Mahakam Samarinda.
Kontingen Sumsel yang dipimpin langsung Kol CZI Amalsyah Tarmidzi datang bersama rombongan termasuk juga Kepala Banpora Sumsel, Aidit Azis ikut bergabung bersama kontingen lainnya di Balairung Pendopo Gubernur Kaltim yang letaknya bersebelahan dengan kantor Gubernur Kaltim.
Disuguhi hiburan tari dan music life, Tarmizi Karim tampak berbaur dengan para tamu undangan yang mulai memadatkan ruangan sejak pukul 19.00 waktu setempat. "Saya sebelumnya dari Aceh dan ini adalah malam pertama saya di Samarinda yang sebelumnya juga diajak jalan-jalan ke Bontang untuk menyaksikan Samarinda," canda Tarmizi.
Didalam sambutannya, Tarmizi berharap PON ke XVII ini bisa menjadi tonggak keberhasilan olahraga di Indonesia yang sudah mulai minim prestasi. "Bukan hanya berupa prestasi bagi Kaltim, tetap juga venues-venues yang tersedia yang kita gunakan di PON ini bila selesai waktu pelaksanaan bisa dimanfaatkan kembali hingga tidak terbelengkalai," jelasnya didepan tamu undangan.
Dijelaskannya kembali, untuk bisa bermanfaat venues-venues tersebut akan digunakan sebagai tempat-tempat latihan yang bisa digunakan masyarakat Kaltim. "Kaltim perlu segera mencari bibit-bibit baru, dan venues yang tersedia di sempaja, palaran ataupun di kabupaten lain di Kaltim bisa dimanfaatkan untuk menciptakan atlet-atlet andalan bagi benua Etam," tutup Tarmizi yang dilanjutkan makan malam bagi semua ketua kontingen PON XVII Kaltim 2008

Menembak Kembali Raih Emas

Menembak Kembali Raih Emas
Balikpapan
Atlet Menembak Sumsel kembali menyumbangkan medali emas untuk kontingen Sumsel dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII 2008 Kaltim. Kemarin, Selasa (15/7) petembak Sumsel berhasil menyumbangkan satu medali emas, satu perak dan satu perunggu.

Medali emas Sumsel disumbangkan atlet tembak R Wisnuaji dari nomor Free Riple tiga posisi pada nomor perorangan putra yang berlangsung di lapangan tembak Manggar Balikpapan, kemarin. Wisnu berhasil mengumpulkan poin 1120 dan berhasil memecahkan rekor PON atas nama Riduan Gunawan yang dibuat tahun 1993 dengan poin 1118.

Sementara itu, perak berhasil diraih oleh Oscar Maysuri dari DKI dengan poin 1117 sedangkan perunggu oleh Andi Hendrata dari jateng dengan poin 1116.

Sementara itu, untuk nomor Free Riple tiga posisi beregu putra, tim menembak Sumsel yang menurunkan R Wisnuaji, Gatot Anindito, dan Rahmad Sudarmawan hanya berhasil menyabet perak dengan total nilai 3309. Sedangkan emas diraih oleh Tim dari Jawa Tengah (Andi Hendrata, Bagus Harjono, Gatot Puspojudo) dengan total nilai 3339. Untuk perunggu diraih oleh Tim dari Bali (Thomas Leo, I Kadek Bagiartha, Cornellius Glenn C A) dengan total nilai 3268.

Dinomor ini juga terjadi pemecahan rekor PON di mana rekor lama RNT atas nama tim dari Bimantara pada ASCOT 2008 di Jakarta dengan total nilai 3339. dan RPT atas nama tim dari Jawa Tengah pada PON XVI 2004 di Palembang dengan total nilai 3305 berhasil dipecahkan oleh tim dari Jawa Tengah (Andi Hendrata, Bagus HArjono, Gatot Puspojudo) dengan total nilai 3339.

Terpisah di nomor 10 meter Air Riple Hunting perorangan Putra, petembak Sumsel Andi Tricahyono hanya mampu memperoleh perunggu. Andi yang berhasil mengumpulkan poin 547 masih kalah dengan Ferdi atlet Tuan Rumah yang berhasil mengumpulkan poin 555 dan Hermawan Putra dari Jateng yang berhasil mengumpulkan poin 551.

Di nomor ini juga terjadi pemecahan rekor PON dimana rekor lama RPI dan RNI atas nama Syaiful Haqi dari Jawa Timur yang dibuat pada PON XVI 2004 di Palembang dengan total nilai 553. Sedangkan rekor baru RPI dan RNI dibukukan atas nama Andi Ferdi dari Kalimantan Timur dengan total nilai 555.

Agus Anindito yang dimintai komentar usai melakukan perlombaan mengungkapkan rasa syukurnya. “Kita semua puas dengan hasil ini walaupun hanya mampu meraih satu emas satu perak dan satu perunggu,” ungkap Agus.

Lebih lanjut dikatakannya, sebenarnya lawan Sumsel di nomor ini sangatlah berat karena petembak-petembak yang menjadi saingan merupakan petembak senior yang sudah banyak pengalaman. “Untung saja kita bisa menang walaupun kita masih junior,” tukasnya.

Disamping itu, walaupun sempat diragukan penampilannya di PON XVII Kaltim ini, Rahmad Sudarmawan yang diturunkan menggantikan Saptono yang mengalami cedera sebelum PON dimulai tampil begitu maksimal.

“Sebagai atlet pengganti ternyata Rahmad mampu tampil baik. Buktinya kami bisa meraih medali perak di nomor free riple 3 posisi beregu putra,” tukas Agus.

Herowanto Akhirnya Sumbangkan Perak

Herowanto Akhirnya Sumbangkan Perak
- Biliar Sumsel Rebut 1 Perak dan 3 Perunggu
- Hekta-Marlin Kandas di Delapan Besar

TARAKAN
Harapan Sumsel untuk meraih medali emas dari cabor biliar akhirnya kandas juga. Dari seluruh nomor yang diikuti, tidak satupun berhasil menyumbnangkan emas, termasuk dari nomor caroom tiga ban yang dipertandingkan, Selasa (15/7) di Lapangan Tenis Indoor Tarakan, Kaltim.
Harapan cabor biliar untuk menyumbangkan emas sempat muncul setelah Herowanto berhasil melangkah ke partai puncak. Namun sayang di partai final ini, Herowanto harus mengakui keunggulan James Lengkang dari Sulawesi Utara dengan skor 23-35. Hero pun hanya meraih perak, sedangkan emas direbut James Lengkang.
Hasil ini memupuskan harapan pebiliar Sumsel untuk meraih emas. Hero yang merupakan spesialis caroom tiga ban dan pada babak penyisihan pool, Minggu (13/7) lalu berhasil mengalahkan James Lengkang 27-26, gagal mengulangi sukses dan kalah.
Sebelumnya di babak semfinal, Hero melaju setelah menang 35-31 atas Tony Ho dari Jatim. Di semifinal ini, Hero sempat tertinggal jauh dari Tony Ho dengan skor 4-16 sebelum akhirnya berhasil unggul.
Pelatih biliar Sumsel, Hussein Adhan yang dihubungi mengatakan pada pertandingan final kemarin, Hero selalu tertinggal dalam pengumpulan poin. "Setiap Hero mendapatkan giliran, posisi bola selalu tidak enak atau dalam istilah biliarnya bola cau. James Lengkang selalu dapat mengunci dengan menempatkan posisi bola sulit sehingga inilah hasilnya, Hero hanya meraih perak," jelas Hussein.
Dengan perolehan satu perak ini, maka kontingen biliar Sumsel pada PON XVII Kaltim gagal merealisasikan target perolehan dua emas dari KONI Sumsel. Hekta Ahmad dkk hanya meraih satu perak dan tiga perunggu. Perak di sumbangkan Herowanto sedangkan perunggu di sumbangkan Hekta Ahmad di nomor single english, single snooker dan double snooker bersama Marlin.
"Inilah hasil yang kita dapatkan. Dengan hasil ini selesai sudah tugas atlet-atlet biliar Sumsel di PON Kaltim, dengan perolehan satu perak dan tiga perunggu. Kita masih lumayan. Kejurnas di Jakarta kemarin, Jateng dan Jambi sama-sama dapat 4 emas tapi di PON ini Jambi tidak dapat dan Jateng baru dapat satu emas. Malah Ricky Yang dan Zulfikri (atlet Jateng), perunggu pun tidak dapat," tukas Kabid Binpres Pengprov POBSI Sumsel ini.

Hekta-Marlin Kandas di Delapan Besar
Sementara nomor terakhir yang diikuti Sumsel di cabor biliar yakni nomor double english, pasangan Hekta Ahmad-Marlin juga gagal meraih medali. Kedua pasangan ini justru kandas di babak delapan besar atas atlet non unggulan dari Banten, Adi Braja dan Hairul dengan skor tipis 2-3.
"Kita maklumi juga karena kondisi tangan Hekta yang cedera. Ia pun tampil kurang maksimal karena ketiaknya cedera. Apa boleh buat, kita sudah berusaha maksimal dan sepertinya Tuhan memberikan hasil seperti ini," ujar Hussein.

Yessi Tambah Kans Emas Sumsel

Yessi Tambah Kans Emas Sumsel
Samarinda,
Seperti yang diharapkan sebelumnya, Yessi akhirnya dapat memastikan diri melenggang ke babak final setelah dalam partai semifinal yang berlangsung di venue Silat kompleks stadion Sempaja Samarinda, Selasa (15/7).

Yessi Rosdiana yang turun di kelas E putri berhadapan dengan Subaedah dari Sulsel di gelanggang I berhasil menang telak setelah kelima wasit/juri mengangkat bendera biru menandakan menenangan untuk dirinya.

Kemenangan telak tersebut sehingga menghantar atlet pencaksilat Sumsel itu melanju pada babak Final untuk memperebutkan medali emas yang akan dipertandingkan, Rabu (16/7).

Turut menyaksikan pertandingan semifinal tersebut Komandan Kontingen, Kol CZI Amalsyah Tarmizi, Kepala Banpora, dr Aidit Azis dan Wakil Ketua Umum KONI Sumsel, Drs Sofyan Rebuin .

Yesi dalam pertandingan itu tampil percaya diri dalam menghadapi lawan dengan menggunakan serangan mematikan khas yang dimilikinya sehingga lawan tidak bisa berbuat banyak.

Yesi usai bertanding kepada wartawan mengatakan, lawan yang dihadapi memang tidak ringan tetapi pihaknya telah mempersiapkan diri melalui perjuangan keras.

“Latihan maksimal terus kami laksanakan supaya di PON XVII Kaltim ini bisa tampil juara, “katanya dengan nada gembira.

Ketika ditanya lawan yang dihadapi di final nanti, ia mengatakan, atlet Jawa Barat atas nama Puspa Endah Fitriani.

“Lawan difinal nanti sangat berat karena ia pernah medapat medali perak SEA Games sehingga perlu persiapan yang lebih matang,“ ujarnya.

Oleh karena itu pihaknya akan berjuang semaksimal mungkin supaya bisa meyumbangkan medali emas pada pesta olahraga empat tahunan di Kaltim ini.

Tembak Sumsel Pecahkan Rekor

Tembak Sumsel Pecahkan Rekor
- Sabet Emas Free Riple Prone Putra
- Sumsel Tetap Peringkat 13

BALIKPAPAN,
Hari keempat pelaksanaan cabor menembak pada PON XVII 2008 di Lapangan Tembak Manggar Balikpapan Kaltim, Minggu (13/7), tim menembak Sumsel berhasil merebut emas kedua atau kesepuluh untuk Sumsel yang sekaligus memecahkan rekor nasional. Tim menembak Sumsel yang turun di nomor free riple prone beregu putra memecahkan rekor nasional yang dipegang Jateng dengan unggul sebelas poin.
Pada hari keempat pelaksanaan lomba menembak kemarin, Sumsel turun di nomor free riple prone beregu dan perorangan putra. Sumsel menurunkan tiga atletnya Rahmad Wisnuaji, Agus Anindhito dan Ahmad Sudarmawan. Dalam enam kali tembakan, Rahmad Wisnuaji berhasil mengumpulkan total 583 poin.
Sementara Agus Anindhito mengumpulkan 582 poin dan Ahmad Sudarmawan mengumpulkan 576 poin. Dari hasil ini tim tembak free riple prone beregu putra Sumsel mengumpulkan total nilai 1741 poin dan tertinggi diantara peserta lainnya.
Seperti sudah diperediksi sebelumnya, para petembak dari Bank Sumsel Shooting Club dan Sekayu (Ahmad Sudarmawan) ini pun mampu merealisasikan target KONI dan berhak atas medali emas PON. Sementara hasil kumpulan poin inipun juga berhasil memecahkan rekor nasional untuk nomor free riple prone beregu putra yang dibuat tim Jateng dengan skor tertinggi 1730 poin atau sebelas poin dibawah Sumsel.
"Kita bersyukur tim kita bukan saja merebut emas tapi juga memecahkan rekor nasioanl yang sudah lama dipegang Jatim. Dengan tambahan emas ini, kita mampu merealisasikan target dari KONI Sumsel dan kita juga berhasil melampaui target karena kita juga meraih perunggu," ungkap Kuncung Sudiono, pelatih menembak Pengprov Perbakin Sumsel yang dihubungi.
Pada nomor free riple prone beregu putra ini, medali perak disabet tim Jawa Barat. Sedangkan perunggu direbut tim Jawa Timur. Sementara untuk nomor perorangan, tim menembak Sumsel juga berhasil menambah medali perunggu atas nama Rahmad Wisnuaji yang mengumpulkan total 583 poin. Di nomor perorangan ini, medali emas direbut oleh Sahurun dari Jawa Timur dengan nilai 586 poin dan perak diraih Ari Setiamoko dari Jawa Barat dengan kumpulan 585 poin.
Sementara pada lanjutan lomba menembak hari ini, Sumsel akan mengikuti nomor sport riple tiga posisi (putri) beregu dan perorangan. Sumsel akan menurunkan tiga petembak andalannya yakni Endang, Eva J Poluan dan Musratul Ummah. "Di nomor ini kita ada peluang untuk meraih medali. Mudah-mudahan besok (hari ini) atlet kita dapat tampil maksimal dan tinggal lagi nasib. Kalau kita sudah persiapan ini dengan maksimal dan anak-anak akan berusaha keras untuk menambah medali. Doakan yah," ungkap Kuncung.
Sementara meskipun berhasil menambah satu emas dan satu perunggu, Kontingen PON Sumsel masih tetap tertahan diperingkat 13 klasemen dengan 10 emas, 5 perak dan 13 perunggu. Di peringkat pertama, sementara masih kokoh Jatim dengan 91 emas, 73 perak dan 61 perunggu. Peringkat kedua masih dipegang tuan rumah Kaltim dengan 79 emas, 75 perak dan 73 perunggu. Sedangkan peringkat tiga diduduki Jawa Barat dengan 68 emas, 56 perak dan 92 perunggu.

Sabtu, 12 Juli 2008

Berita Anggar

Sable Beregu Putri Sumsel Akhirnya Kalah

SAMARINDA,
Tim anggar Sumsel yang turun di nomor sable beregu putri gagal melaju ke babak semifinal pada lanjutan pertandingan cabor anggar di GOR Hall C Kompleks Stadion Sempaja Samarinda, Sabtu (12/7) tadi. Bertemu tim kuat Sulawesi Utara, Novi Susanti dkk akhirnya menyerah kalah dengan skor akhir 38-42.
Kekalahan atas tim Sulawesi Utara ini sudah diprediksi sebelumnya. Pada nomor sable beregu putri, Sumsel hanya memiliki tiga atlet yakni Novi Susanti, Helsah Pratiwi dan Zakiyah. Praktis Sumsel mengandalkan Novi Susanti yang sudah lebih banyak pengalaman di even tinggi karena pernah turun di SEA Games 2007. Namun novi tergolong atlet junior yang baru muncul.
Sedangkan Sulut memiliki dua atlet senior yang juga sudah sering turun di SEA Games yakni Nency Manopo dan Veronica Kelmanu. Selain itu dua lagi atletnya yakni Indri Suwu dan Gladis merupakan atlet senior yang pernah di Pelatnas.
Pun demikian di pertandingan pertama, Sumsel yang menurunkan Helsah Pratiwi hanya kalah satu poin atas Nency Manopo sehingga skor 4-5 untuk Sumsel. Di game kedua Novi Susanti tampil maksimal dan merebut enam angka serta hanya kecolongan tiga angka atas Indri Suwu sehingga skor menjadi 10-8.
Pertandingan ketiga juga milik Sumsel dan Zakiyah mampu mengalahkan Veronica sehingga skor menjadi 15-12. Pertandingan keempat pun milik Sumsel sehinga skor berubah 20-16.
Di game kelima, Sulut mengubah strategi, mereka menurunkan Nency untuk menghadapi Zakiyah. Sedangkan atlet Sumsel yang sudah leading empat angka terlihat mulai kurang konsisten dan tergesa-gesa. Akhirnya game ini Zakiyah kalah atas Nency dengan skor telak 3-7. Begitu juga game keenam, Novi dikalahkan Veronica dengan 3-5 dan selanjutnya Zakiyah yang turun di pertandingan ketujuh berhasil dikalahkan Gladis yang menggantikan Indri dengan skor 3-5 sehingga skor total Sumsel ketinggalan 29-33.
Di dua game terakhir, Sumsel mencoba mengejar dengan menurunkan Helsa yang meghadapi Veronica tapi tetap kalah tipis 4-5 begitu juga game terakhir, Novi kembali kalah atas Nency 2-5 sehingga skor akhir menjadi 35-43 untuk Sumsel. Dengan kekalahan ini Sumsel gagal meraih tambahan medali dari nomor sable beregu putri.
"Anak-anak sudah maksimal. Untuk degen putri memang pemain kita masih muda-muda, semuanya belum pernah turun di PON kecuali Novi Susanti sehingga mereka masih tegang saat tanding. Menghadapi Sulut juga memang memberikan sedikit pengaruh terhadap mental pemain, apalagi Sulut diisi pemain senior," ungkap Lukman Ahmadi, pelatih anggar Sumsel.


Degen Beregu Putra Gagal Tambah Medali

SAMARINDA,
Pada pelaksanaan hari terakhir cabor anggar di GOR Hall C Kompleks Stadion Sempaja Samarinda, Sabtu (12/7), tim anggar Sumsel akhirnya gagal menambah pundi medali. Setelah Sable Beregu Putri baru saja kandas di perempat final, giliran tim degen beregu putra Sumsel juga gagal ke semifinal.
Tully Mauliadhani dkk gagal menyumbangkan medali setelah pada babak perempat final dikalahkan tim anggar Sulawesi Selatan dengan skor akhir 42-38. "Kita sudah berusaha sekuat tenaga tapi inilah hasilnya. Hanya kita puas, meskipun kalah selisih angkanya tidak terlalu jauh dan kalah tipis. Padahal degen beregu putra bukan spesialis kita. Atlet degen juga hanya dua, Joneska dan Ananda Raka Putra. Rully atlet nomor sable, tapi karena kita kurang atlet makanya ia diturunkan di degen," jelas Lucky Ramdhani, pelatih anggar Sumsel.
Sementara pelatih kepala tim anggar Sumsel, Lukman Ahmadi menambahkan untuk kategori degen, tim Sulsel memang jagonya. "Hanya saja sebetulnya kita bermain imbang. Anak-anak masih mampu menyamakan kedudukan dan kalah pun tipis tapi tidak apalah. Setidaknya di PON ini target mempertahankan medali sudah terpenuhi dan bahkan kita mampu menyumbang dua emas serta satu perunggu," imbuh Lukman.
Dengan hasil ini tuntas sudah pelaksanaan cabor anggar yang diikuti Sumsel. Rencananya pada Senin (14/7) lusa tim anggar Sumsel yang dipimpin Lukman Ahmadi akan kembali ke Palembang.
Sementara pada pertandingan lanjutan degen beregu putra, di semifinal tim Sulsel akan menghadapi tim Jakarta yang mengalahkan Kaltim dengan skor 45-30. Di partai semifinal lainnya tim Jabar yang menang atas Sumut 42-26 akan menantang Kalbar yang mengkandaskan Maluku 45-40. Dua laga terakhir anggar ini akan dituntaskan sore ini untuk menentukan peraih medali emas.

Degen Beregu Putra Melaju ke Perempatfinal

Degen Beregu Putra Melaju ke Perempatfinal

SAMARINDA,
Tim anggar Sumsel yang terdiri dari Rully Mauliadhani, Joneska Pieter dan Ananda Raka berhasil melaju ke babak perempatfinal pada pertandingan cabor anggar nomor degen beregu putra di GOR Hall C Kompleks Stadion Sempaja Samarinda, Sabtu (12/7) tadi. Tim yang sebenarnya tidak diunggulkan ini mampu mengalahkan tim NAD (Nangroe Aceh Darussalam) dengan skor 45-30.
Menghadapi tim Aceh yang kekuatan di nomor degen cukup berimbang, Sumsel yang sudah meraih dua emas mampu tampil maksimal. Dalam sembilan pertandingan yang digelar bergantian ini, Rully dkk mampu memenangkan seluruh pertarungan dan mengumpulkan poin maksimal 45. Sedangkan Aceh hanya mengumpulkan total 30 poin. Dengan demikian Sumsel berhak maju ke babak delapan besar dan akan bertemu Sulawesi Selatan yang sebentar lagi akan dipertandingkan.
"Kans kita masih fifty-fifty. Hanya saja nomor degen putra ini sebetulnya bukan spesialis kita. Apalagi untuk beregu kita hanya punya dua atlet yakni Joneska dan Ananda saja. Sedangkan Rully spesialis di sabre, bukan degen," jelas Lukman Ahmadi, pelatih anggar Sumsel.

Tumbangkan Atlet Dunia, Ria Puspita ke Semifinal

Tumbangkan Atlet Dunia, Ria Puspita ke Semifinal

SAMARINDA, SRIPO -- Langkah pesilat Sumsel atas nama Martono yang turun dikelas A Putra ke semifinal diikuti juga oleh atlet putri Sumsel, Ria Puspita Sari. Ria yang turun di kelas A putri memberikan kejutan dengan berhasil menumbangkan atlet dunia Indonesia, Salmawati dari Sulawesi Selatan.
Pada pertandingan yang digelar di GOR Serbaguna Komplek Stadion Sempaja Samarinda, Sabtu (12/7) tadi, Ria Puspita Sari yang mendapatkan dukungan cukup banyak suporter Sumsel dari berbagai cabor ini tampil memukau. Tampil tenang dan berhasil mengendalikan emosi serta sesekali bertahan dan sambil menyerang, atlet muda Sumsel yang baru pertama kali turun di PON ini mampu meladeni pergerakan silat dari Salmawati.
Tanda-tanda kemenangan Ria sudah terlihat sejak tiga menit pertama. Ia tampaknya berhasil memancing emosi Salmawati sehingga pertarungan menjadi seru. Akhirnya sampai pertandingan selama tiga babak itu usai, lima wasit yang memimpin pertandingan memberikan kemenangan untuk Ria sehingga Ria unggul 5-0.
Dengan hasil ini tugas Ria masih dua langkah lagi untuk merebut emas dari cabang silat. Namun setidaknya Ria sudah memastikan minimal meraih perunggu, sama seperti Martono. Di semifinal yang akan digelar besok, Ria Puspita akan menjajal atlet tuan rumah Kaltim, Santi Maryana. Sebelumnya Santi melaju ke babak semifinal setelah mengkandaskan Ririn Kamelia Sari dari Sumbar dengan skor 5-0. "Kita tidak muluk-muluk dan tidak menargetkan emas. Anak-anak sengaja dibiarkan bermain lepas tanpa beban walaupun saya maunya anak-anak memberikan hasil terbaik dan lebih dari sekedar perunggu," ungkap Abas Akbar, pelatih silat Sumsel.

Martono Kusuma Melaju ke Semifinal

Martono Kusuma Melaju ke Semifinal

SAMARINDA, Atlet silat Sumsel, Martono Kusuma selangkah lagi memastikan diri tampil di final silat kategori tarung kelas A Putra. Martono melaju ke semifinal setelah pada partai perempatfinal yang digelar di GOR Serbaguna Komplek Stadion Sempaja Samarinda, Sabtu (12/7) tadi, martono mengkandaskan perlawanan Dien Akba dari Bengkulu.
Sehari setelah mengalahkan mantan atlet pelatnas SEA Games Abdul Karim Aljufri dari Sulteng, Martono Kusuma tampil semakin tenang dan percaya diri. Aksi-aksinya berkali-kali mampu membuat poin. Hingga dalam tiga kali tiga menit, Martono memastikan tiket ke semifinal dengan membungkam Dien Akba dengan skor 5-0.
Dengan hasil ini, setidaknya tim silat Sumsel sudah memastikan minimal meraih medali perunggu. Di babak semifinal besok, Martono akan ditantang Maszuwar dari NAD (Nangroe Aceh Darussalam) yang pada saat bersamaan mengalahkan atlet tuan rumah Kaltim, M Anshar dengan skor juga 5-0."Kita berharap besok Martono tampil tenang seperti hari ini sehingga tidak hanya memberikan medali perungu tapi lebih baik dari itu," tukas Abas Akbar.

Tim Berkuda Sumbang Perunggu

Tim Berkuda Sumbang Perunggu
- Pendekar Sumsel Bidik Emas Pertama Silat

Tenggarong,
Tim berkuda Sumsel akhirnya berhasil ikut ambil bagian menambah pundi medali Sumsel, meskipun hanya perunggu. Dari dua nomor yang diikuti pada PON XVII Kaltim di arena berkuda Komplek Olahraga Perjiwa, Tenggarong, Kamis (10/7), mia asriyani dkk mempersembahkan satu medali dari nomor eventing beregu.
Sementara pda perolehan poin selama tiga hari menjalani loma, posisi pertama nomor eventing beregu di raih oleh tim berkuda Kaltim dengan total 208,71 poin dan berhak atas medali emas. Sedangkan perak diraih tim berkuda Banten dengan poin 260,86 dan Sumsel di posisi ketiga dengan poin 346,57.
Namun hasil positif ini tidak diikuti di nomor di eventing perorangan. Jamhur Hatta dkk gagal masuk tiga besar. Medali emas di nomor ini di raih atlet berkuda Kaltim atas nama Yayan Hadiansyah dengan poin 65,44. Perak di raih Ferry Wahyu Hadiyanto dengan poin 71,21 dan medali perunggu diraih Ardi Hapsoro Hamidjojo dengan poin 78,57.
Pada nomor eventing beregu, semua peluang baru di tentukan di hari terakhir pertandingan. Kontingen Sumsel yang tampil kurang menyakinkan di dua hari pertama di babak kategori drassage dan show jumping berhasil tampil baik di kategori cross country. Meski sempat pesimis meraih hasil optimal di kategori ini lantaran lokasi cross country yang seharusnya di laksanakan di luar ruangan di pindahkan ke arena indoor, teryata tim berkuda Sumsel justru berhasil mengejar ketinggalan poin di pelaksanaan babak ketiga eventing ini.
Pada pelaksanaan babak cross coutry, Mia Asriyani berhasil mengumpulkan 125,41 poin, Nasri Labonu meraih poin 105,00 dan Sunardi meraih 116,43 poin. Sedangkan Jamhur Hatta tidak mendapatkan poin karena tereliminasi di hari kedua. ”awalnya kita memang sempat pesimis saat cross country di pindahkan ke indoor karena nomor cross country biasanya diadakan di luar. Namun syukurlah semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita berhasil menyelesaikan pertandingan dan tidak ada penolakan dari kuda, semua berjalan lancar,” ujar atlet berkuda Sumsel, Mia kemarin.
Menurut Mia, pada babak cross country memang nomor andalan tim berkuda Sumsel. Sehingga ia yakin tim Sumsel dapat berbuat banyak di nomor ini. Terlebih di nomor ini pinalti poin bagi kuda yang menolak melompati rintangan cukup besar yaitu 20 poin untuk sekali penolakan. ”Tetapi karena di pindah ke indoor maka ada pengurangan pinalti poin menjadi empat. Apabila pertandingan ini di laksanakan di luar maka kemungkinan kita bisa meraih perak, karena tadi kuda tim lain ada yang menolak dan tidak clear," ungkapnya.
Sementara adanya pemindahan lokasi ini dikarenakan faktor cuaca yang tidak mendukung. Berdasarkan keputusan semua pengda dan tehnical deligate, mempertimbangkan cuaca dan lokasi yang tidak memungkinkan maka lokasi di pindahkan ke indoor. Ini sudah cukup memenuhi standar. Pemindahan ini faktor darurat,” ungkap M Rusmin, Ketua Pengda Pordasi Kaltim.

Pendekar Sumsel Bidik Emas Pertama
Sementara untuk cabang olahraga pencat Silat, hari ini mulai di pertandingkan di GOR Basket Komplek Stadion Madya Sempaja, mulai besok pagi pukul 08.00Wita. Pada cabang yang juga diunggulkan ini, akan memperbutkan 22 medali emas dari 22 nomor. Dihari pertama pencat silat digelar, kontingen Sumsel bersiap untuk membidik emas.
Di hari pertama ini, nomor yang diperebutkan adalah nomor TGR (Tunggal Ganda Regu) yang diikuti oleh lima kontingen, seperti DKI Jakarta, Kaltim, Bali, Irian jaya dan Sumsel sendiri.
Pelatih tim Pencat Silat Sumsel, Abdul Rachman mengungkapkan persiapan yang telah dilakukan anak asuhnya sudah terbilang maksimal. jadi, pada PON kali ini, adalah moment yang tepat untuk memberikan yang terbaik untuk daerah. “Saya rasa persiapan hingga menjelang sudah maksimal, tinggal bagaimana keberuntungan kita nanti. Karena ini langsung final” ungkapnya.
Pasalnya, sambung Abdul Rachman, untuk nomor ini hanya ada lima kontingen yang akan betarung dengan sistem setengah kompetisi. Untuk mencuri emas pertama dari cabor ini, maka tim pelatih akan menurunkan pendekar-pendekar yang mempunyai kans besar untuk mendapatkan medali.seperi Mihadi, Ardianto Zulkarnain dan M Baharuddin. “Lawan yang paling kita anggap berat adalah Dki Jakarta, kalau Kaltim wajar mereka tuan rumah. Karena DKI memiliki atlet pencat silat dunia atas nama Eko Wahyudi. Jadi target kita semaksimal mungkin, karena kita sendiri sudah menjadi wakil indonesia pada kejuaraan di malaysisa kemarin ” sambungnya.
Sementara, Atlet andalan Sumsel yang kini duduk di kursi pelatih pencak silat, Abas Akbar, pun mengatakan nada keoptimisan. Menurutnya Sumsel adalah salah satu finalis di nomor ini, dan tidak ada yang salah dalam persiapan tim. “Asalkan pesilat kita sudah memiliki tekat kuat dan semangat baja, nomor beregu putra ini berpeluang besar dapat medali” tukasnya berapi-api.
Sementara dari 22 nomor yang di pertandingankan, Sumsel hanya mengikuti 13 nomor. Sedangkan kekuatan pendekarnya, Sumsel mengirimkan 10 atlet pencak silat putra dan 7 pesilat putri.

Biliar Dapat Perunggu Lagi

Biliar Dapat Perunggu Lagi

Tarakan
Pasangan Hekta Ahmad-Agus Suhaimi yang diharapkan mampu menorehkan prestasi pada nomor double snooker Cabor Biliar di Lapangan Tenis Indoor Telaga Keramat, Tarakan harus puas dengan memperoleh medali perunggu, kemarin Jumat (11/7). Pasangan Sumsel ini gagal melaju ke babak final setelah kalah dari pasangan Hasan-Yoni dari Jateng pada babak semifinal dengan skor tipis 2-3.
Pelatih Biliar Sumsel, Husein Adhan yang dihubungi kemarin mengatakan dengan hasil perunggu ini patut disyukuri karena mereka (Hekta-Agus) telah bermain dengan maksimal. ""Kita sudah bagus mainnya. Mereka hanya memang strategi. di babak terakhir tidak ada satupun bola yang dimasukkan oleh Hekta seolah-olah Agus bermain sendiri," ujarnya sedikit kesal.
Lebih lanjut dikatakannya, di babak pertama Hekta-Agus berhasil unggul lebih dulu, namun dibabak kedua skor imbang menjadi 1-1. di babak ketiga mereka dapat kembali unggul namun atlet Jateng kembali dapat menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Sayangnya, di babak penentuan lawan bermain dengan menggunakan strategi yang cukup jitu. Hasan-Toni tidak memberikan kesempatan kepada Hekta untuk memasukkan satu bola pun di babak tersebut. Sehingga Sumsel hanya memperoleh poin dari Agus.
"Mereka benar-benar tahu bagaimana cara mengalahkan Sumsel. Mereka mengunci permainan Hekta sehingga tidak dapat berbuat apa-apa. Saya melihatnya sangat kesal sekali, tidak satupun bola yang dimasukkan Hekta di babak tersebut," ujar Husein.
Sebelumnya di babak 16 besar, pasangan Sumsel ini berhasil mengalahkan pasangan Muslim-Johanes dari Jakarta. Hekta-Agus menang cukup mudah dan mengakhiri permainan dengan skor 3-0 tanpa balas. Namun di babak semifinal yang digelar mulai pukul 10.00 kemarin, Hekta Ahmad dan Agus Suhaimi yang berhadapan dengan pasangan kuat dari Jateng yakni Hassan Manfaluti dan Yonni R harus menyerah kalah di game penentuan dengan poin 49-53.
Sementara itu, di nomor bola delapan. Partono gagal melaju ke babak semifinal. Langkahnya dihentikan Alwi dari Jambi dengan skor tipis 6-7. Lawan yang dihadapi Partono ini memang terbilang cukup tangguh, karena Alwi merupakan pemain asal DKI Jakarta yang pindah ke Jambi.
Sebelumnya di nomor single bola delapan, joker pool Sumsel, Partono di babak penyisihan menang dua kali berturut-turut. Di pertandingan pertama Partono mengkandaskan Agus dari Papua dengan skor 6-5. Partono juga sempat tertinggal 2-5 sebelum mengakhiri permainan dengan skor 6-5.
Di pertandingan kedua, Partono kembali memetik kemenangan menghadapi atlet Sulteng, Ronni L. Partono menang dengan skor 6-1.
"Sekarang kita tinggal berharap dari nomor 3 ban dan english. Karena yang lain tidak ada harapan lagi. Mudah-mudahan dua nomor inilah yang kita unggulkan untuk dapat meraih medali yang lebih tinggi," tukas Husein.
Lebih lanjut dikatakannya, dengan dua perunggu ini bukan berarti biliar tidak maksimal bermain namun semua ini adalah pertandingan dimana ada menang dan ada kalah. "Kita harus terima. Hanya inilah yang dapat kita sumbangkan. Namun kita masih ada harapan di dua nomor lagi untuk mendapatkan medali emas," pungkas Husein.

Wushu Sumbang Satu Emas dan Satu Perunggu

Wushu Sumbang Satu Emas dan Satu Perunggu
- Renang Sisakan Satu Nomor

Balikpapan

Cabor wushu akhirnya berhasil menyumbangkan satu medali emas dan satu perunggu pada keikutsertaan di PON XVII Kaltim 2008. Dengan tambahan medali yang diraih Kamis (10/7) sore ini, ditambah dua medali emas dari cabang atletik dan anggar serta perunggu dari berkuda, saat ini pundi medali Sumsel sudah 8 emas, 5 perak dan 9 perunggu.
Raihan medali emas dari cabor wushu disumbangkan Irwanto yang turun di kategori shanso (tarung) kelas 48 Kg. Sedangkan perunggu disebat Alamsyah yang turun di kelas 52 Kg. "Kita bersyukur setidaknya memberikan satu emas dan satu perunggu pada cabang wushu. Meskipun kita tidak menargetkan muluk-muluk, berkat latihan selama ini, kita berhasil meraih emas," ujar A Yani, pelatih wushu Sumsel.
Pada partai final Shanso kelas 48 Kg yang digelar di Dome Sport Balikpapan, kemarin sore, Irwanto berhasil menumbangkan lawannya, Fahmi dari Jambi dengan skor 2-0.
Sehari sebelumnya, di babak semifinal Irwanto juga berhasil melaju setelah menumbangkan Yosef Fu asal Jatim dengan skor 2-0. Sedangkan Fahmi melaju ke final setelah mengalahkan Ade Permana dari Bali.
Sementara Alamsyah yang turun di kelas 52 Kg hanya menyumbangkan medali perunggu dikarenakan di babak semifinal Alamsyah gagal melaju. Ia kalah tipis atas Irwin P dari Jatim dengan skor 2-3. Sehingga dengan tambahan ini Sumsel sampai kemarin sore naik peringkat ke posisi 9 perolehan medali dengan menggeser Riau dan Sulawesi Selatan. Sedangkan peringkat teratas masih dipegang Jatim dengan 57 emas, 51 perak dan 37 perunggu. Sedangkan runner up DKI Jakarta dengan 42 emas, 42 perak dan 44 perunggu. Sedangkan tuan rumah Kaltim menguntit dengan 42 emas, 41 perak dan 37 peunggu.

Renang Sisakan Satu Nomor Lagi
Sementara di cabor renang, kontigen Sumsel tinggal menyisakan satu nomor lagi yakni pada nomor 4x100meter gaya ganti putra. Peluang Sumsel di cabor andalan ini sebenarnya besar untuk mengumpulkan sekitar tujuh medali. Sayang dikarenakan tidak diperbolehkannya tiga atlet andalan Sumsel yakni Felix, Oscar dan Hendrik C Sutanto tampil dikarenakan konflik internal antara Pengprov PRSI dan PB PRSI, menjadikan Sumsel kehilangan cakar. Sampai kemarin, untuk cabor renang, tidak satupun medali diraih.
Pada hari keenam cabang olahraga renang yang di perlombakan di Kolam Renang Junjung Buih Buyah Tenggarong, Sumsel hanya mengikuti satu nomor yang diperlombakan, yaitu nomor Final 100 meter gaya Dada. Sumsel menurunkan Feriansyah, kembali belum mampu mempersembahkan medali.
Feriansyah hanya finis diurutan keenam dengan catatan waktu 1.08.88 detik. Sedangkan emas pada nomor ini diraih perenang Sumut, Indra Gunawan dengan catatan waktu 1.04.20 detik yang sekaligus memecahkan rekor PON XVI Sumsel atas nama Akbar Nasution di Sekayu dengan catatan 1.04.29 detik. Medali perak diraih perenang asal Jateng, Heri Yudiono dengan waktu 1.04.48 detik dan perunggu di sabet Nico Biondi asal Kaltim dengan waktu 1.04.56.
Harapan Sumsel satu-satunya dicabor renang ini, akan ditentukan hari ini pada nomor terkahir yang diikuti yaitu nomor 4x100meter gaya ganti putra. Pelatih renang Sumsel, Johanes Indrajaya mengungkapkan dengan hasil ini sebaiknya Sumsel melakukan pembinaan yang lebih baik. “Mau bagaimana lagi, kalau kita terus mengandalkan yang senior, ya begini jadinya. Tapi saya yakin pebinaan kita cukup baik, Feriansyah adalah hasil perenang binaan, saat ini usianya baru 17 tahun tapi sudah masuk 6 besar,” ungkap Johanes.

Kamis, 10 Juli 2008

Anggar Pertahankan Emas Sable Beregu Putra

Anggar Pertahankan Emas Sable Beregu Putra

Samarinda

Regu putra anggar Sumsel berhasil mempertahankan medali emas yang mereka ukir di nomor sable berebu pada saat PON 2004 di Palembang. Rully dkk berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan tim beregu putra Sulawesi Utara dengan skor tipis 45-39 pada partai final sable beregu putra di Hall C kompleks Stadion Sempaja Samarinda kemarin, Kamis (9/7).

Pelatih Anggar Sumsel, Lukman Ahmadi yang didampingi Lucky Ahmadi mengungkapkan rasa syukurnya dengan kemenangan ini. Berarti tim beregu putra cabor Anggar berhasil melampaui target medali yang diharapkan KONI Sumsel dari para zorro Sumsel ini. “Syukur alhamdulillah kita bisa mempertahankan kembali emas ini dan berhasil melampaui apa yang ditargetkan KONI,” ujar Lukman Ahmadi pelatih sekaligus ayah dari Lucky bersaudara (para pemain anggar Sumsel, red)

Jalannya pertandingan cukup menegangkan dimana Sumsel yang berhasil mengalahkan Jawa Barat dengan skor telak 45-24 di semifinal harus berhadapan dengan tim kuat dari Sulut yang berhasil mengalahkan DKI Jakarta dengan skor tipis 45-41.

Sumsel yang menurunkan Rully di babak pertamanya menang atas Michael dengan skor 5-1. Rizky yang turun di babak kedua berhasil menang atas Reffly, namun di babak ketiga, Agistha mendapat perlawanan yang cukup tangguh dari Begin namun skor berakhir 15-12 untuk kemenangan Sumsel.

Guna memperbesar kemenangan dan melihat atletnya Rizky mendapatkan perlawanan yang cukup tangguh, pelatih anggar Sumsel Lucky Ramdhani melakukan pergantian, Rizki digantikan Ade Indra. Strategi yang diterapkan ternyata cukup berhasil. Ade mampu mengatasi perlawanan Michael dan membawa kemenangan untuk Sumsel 20-16.

Di babak kelima, Rully yang meraih medali emas di nomor sable perorangan masih terlalu tangguh bagi Begin. Sumsel kembali memperbesar keunggulan dengan skor 35-18.

Babak kelima Sulut kembali memperkecil kekalahannya melalui Reffy yang berhadapan dengan Agistha. Namun perjuangannya meraih poin tetap membuat Sumsel unggul 30-26. Di babak ketujuh Ade Indra harus berhadapan dengan Olfy yang masuk menggantikan Begin. Tapi strategi ini terlihat sia-sia. Sumsel masih unggul.

Di babak kedelapan Agistha harus berhadapan dengan Michael. Babak penutup, Rully berhadapan dengan Reffly. Akhirnya, Rully memastikan kemenangan Sumsel di nomor ini dengan skor tipis 45-39.

“Kita bias menang lagi itu hal yang luar biasa. Karena kita hanya ditargetkan mendapatkan satu medali emas di PON kali ini. Dan itu sudah kita penuhi sekarang kita dapat lagi,” ujar Rully yang didampingi Agistha, Rizky dan Ade Indra usai menerima pengalungan medali.

Sementara itu, Lucky Ramdhani yang juga pelatih anggar Sumsel mengatakan ini merupakan keberhasilan yang membanggakan dimana Rully dkk mampu mempertahankan prestasi mereka. “Tahun 2004 kita dapat emas di nomor ini dan sekarang kita kembali meraihnya. Itu sungguh luar biasa,” ujar Lucky yang didampingi Lukman Ahmadi.

Lebih lanjut dikatakannya, Sulut merupakan lawan yang cukup tangguh bagi Sumsel dan memang merupakan musuh bebuyutan, namun karena latihan yang kontinyu sejak Juni 2007 yang lalu maka hasil memuaskan dapat ditorehkan anak asuhnya yang sebagian merupakan adik kandungnya ini.

“Sulut memang revans kita dari tahun-ke tahun, tapi anak-anak sudah tahu kelemahan dan keunggulan mereka sehingga mereka mampu mengantisipasi perlawanan yang diberikan,” pungkas Lukman Ahmadi.

Jauhari Kembali Sumbang Emas

Jauhari Kembali Sumbang Emas

Samarinda
Atlet atletik andalan Sumsel, Jauhari Johan kembali menambah pundi emas Sumsel pada pelaksanaan PON XVII Kaltim cabor atletik di lintasan Atletik Stadion Utama Palaran, Kamis (10/7) pagi. Jauhari menambah satu koleksi emas Sumsel dari nomor spesialisnya lari 10 ribu Meter.
Pada lanjutan cabor atletik kemarin pagi, Jauhari tampil dengan nomor punggung 294. Sesuai prediksi sebelumnya atlet asli Sumsel ini mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya dan mencatatkan waktu tercepat dengan 31:57,38 detik. Ia berhasil menggondol emas untuk Sumsel sekaligus mempertahankan prestasi raihan emas seperti nyang dicapainya pada PON XVI 2004 lalu.
Sedangkan pesaing dekat Jauhari Johan yakni teman dekatnya Yahuza yang pada PON kali ini mewakili Kalimantan Timur hanya berada diurutan kedua dengan catatan waktu 32:01,28 detik. Sementara perunggu direbut Agus Prayoga dari Jawa Tengah dengan catatan waktu 32:03,43. "Syukur paling tidak target kita untuk meraih tiga emas dari atletik sudah tercapai. Dua dari Jauhari Johan dan satu lagi dari Ni Putu Desi. Kita tinggal berharap pada Jauhari di nomor lari 1500 meter dan Ni Putu Desi di romor lompat jangkit," ujar Bastoni, pelatih atletik Sumsel.
Sumsel sendiri pada cabor atletik masih meyisakan tiga nomor lagi dari sekitar 15 nomor yang belum dipertandingkan. Jauhari masih akan turun di nomor lari 1500 meter putra, Ni Putu Desi turun di lompat jangkit dan Ratna Dewi di 3000 meter steple chase (halang rintang). "Mudah-mudahan peluang kita masih ada," jelas Bastoni.
Sementara Jauhari Johan usai pertandingan mengatakan sudah yakin mampu mempertahankan raihan emas seperti di PON XVI Sumsel 2008 lalu. "Kalau di nomor 5000 dan 10 ribu meter saya optimis. Dari lawan-lawan yang dihadapi paling Yahuza (atlet Babel yang membela Kaltim) yang menjadi saingan tapi ia bukan pesaing di sini. Nomor spesialis Yahuza di marathon," tukas Jauhari.
Atlet asli kelahiran Palembang, 10 Desember 1983 ini akan menjalani satu nomor lagi di Lari 1500 meter. Di nomor yang akan dilombakan sore nanti, Jauhari akan menghadapi tiga atlet top lainnya yakni Haryono dari Jatim, Rahman Devi dari Jakarta dan Haris dari Jabar. "Kalau di nomor ini saingannya banyak dan berat. Peluang meraih medali apalagi emas masih fifty-fifty karena atlet Jatim, Jabar dan DKI bagus-bagus. Nomor ini juga termask bukan ungulan saya," jelas Jauhari.
Namun ia bertekad untuk mencoba tampil maksimal dan mencuri tambahan medali dari nomor ini. "Kan kalau misalnya bisa mengalahkan salah satu atlet dari Jakarta, Jatim atau Jabar saja, maka minimal saya dapat perunggu. Syukur-syukur kalau misalnya mampu mengalahkan semuanya berarti emas. Mohon doanya saja semoga bisa juara di nomor 1500 meter ini dan kita bisa menambah medali," pinta Jauhari.

Hasil Maksimal Peloncat Indah Sumsel, 2 Perak dan 2 Perunggu

Hasil Maksimal Peloncat Indah Sumsel, 2 Perak dan 2 Perunggu
Polo Air Sumsel Tunduk dari Sumbar
Samarinda
Meski hanya memperoleh 2 medali perak dan 2 medali perunggu, peloncat indah Sumsel sudah memberikan hasil yang maksimal di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008, di venues kolam renang Stadion Utama Palaran Samarinda, Marwenti cs memang gagal meraih emas dari 14 medali emas yang diperebutkan. Menurut pelatih loncat Indah Sumsel, Meirizal Usro, Kamis (10/7) menyebutkan inilah prestasi yang berhasil peloncatnya.
"Kita memang hanya mampu meraih 2 perak dan 2 perunggu, tapi kita tetap bersyukur bisa pulang dengan perolehan perak dan perunggu tersebut," jelasnya. Dikatakan Meiriza, hasil ini lebih baik dibandingkan PON sebelumnya ketika Sumsel menjadi tuan rumah yang hanya memperoleh 2 perak. "Inilah jerih payah peloncat Sumsel selama mengikuti latihan," ungkap Meirizal yang harus kembali menyaksikan kegagalan peloncatnya Dwi Lidya Sari memperoleh medali di menara 10 meter di hari terakhir pelaksanaan cabor ini, Kamis (10/7). Peloncat berusia 21 tahun ini gagal bersaing setelah hanya menduduki peringkat 6 dari 6 provinsi dengan total 178.5 poin dari lima loncatannya, sedangkan medali emas dinomor ini disumbangkan oleh Shenny RA asal DKI Jakarta dengan 300.15 poin, perak diraih oleh Herlyani dias asal Jatim dengan 266.10 poin dan perunggu dikukuhkan peloncat asal Jatim lainnya, Della DN dengan 216.80 poin
Dengan berbagai kendala seperti kurangnya dana dan TC, dirinya bersama Adi Wahyuono selaku pelatih loncat indah lainnya tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Sumsel. "Karena usia mereka masih muda yang paling tua hanya Dwi Lidya berumur 21 tahun, tentu bisa bermanfaat untuk even-even lainnya, dan mereka (Marwenti cs) akan lebih kita persiapkan pada PON kedepan," ungkap Meirizal
Meskipun terbilang gagal dinomor ini, pelatih ini berharap KONI Sumsel dan pemerintahan bisa memberikan penghargaan kepada para atlet Sumsel yang telah bersusah payah memberikan nama terbaik bagi Sumsel di kancah Internasional. "Bukan hanya atlet PON saja, tapi juga atlet yang masih amatir karena secara tidak langsung akan memberikan motivasi, dan perhatian tersebut bukan dalam bentuk uang melainkan perhatian ke segi pendidikan yang terkadang terbengkalai karena waktu latihan yang dihabiskan para atlet," jelas Meirizal.
Sementara itu, cabor Polo Air Sumsel mengakui kekalahan di babak penyisihan ketika ditundukkan Sumatera Barat (Sumbar) dengan skor 15-8, Rabu (9/7). Melakukan pertandingan di venues kolam renang Stadion Utama Palaran, Kemas Afriadi cs gagal bersaing di Pool B yang tergabung bersama Kambi, Sumbar dan DKI Jakarta tim yang dilatih Ahmad Nouval ini harus berjuang mati-matian ketika menghadapi DKI Jakarta yang berhasil melumat Jambi dihari yang sama dengan skor 23-4.
Sumsel harus menghindar posisi juru kunci di Pool B ini agar bisa lolos ke semifinal mempertemukan peringkat runner up Pool A yang disi Jabar, Jatim dan Sumut. Laga terakhir polo Sumsel melawan Sumsel di Pool B ini digelar kemarin (10/7) dan sampai berita diturunkan kedua tim masih melangsungkan jalannya pertandingan.

Rabu, 09 Juli 2008

Pieter-Johanes Sapu Bersih Kemenangan


Pieter-Johanes Sapu Bersih Kemenangan
- Tambah Dua Emas Sumsel

SAMARINDA, -- Sampai hari kelima pelaksanaan PON XVII Kaltim, 5-17 Juli 2008, dari cabang judo berhasil menambah dua emas bagi kontingen Sumsel sehingga medali emas telah terkumpul lima buah. Pada pelaksanaan hari ketiga cabor judo di Velodrome Sport Tenggarong Kaltim, Rabu (9/7), dua atlet judo bersaudara Sumsel, Pieter dan Johanes Taslim menyumbangkan medali emas sehingga perolehan medali Sumsel sudah lima emas, lima perak dan lima perunggu.
Tanda-tanda kemenangan dua bersaudara ini sudah terlihat sejak babak penyisihan. Pieter Taslim yang turun dikelas -66 Kg berada di pool B bersama Khairil Anwar (Jakarta), Afrizal Effendi (Jateng), Budi Hidayat (Jabar), dan Slamet Sucipto (Kaltim). Empat atlet pesaing Pieter masih belum mampu menandingi kepiawaian Pieter yang asli Palembang. Pieter pun melaju mulus ke babak semifinal dengan menyapu bersih kemenangan dan keluar sebagai juara grup B.
Di babak semifinal, dalam lima menit pertandingan berjalan, putra ketiga pasangan Juki Taslim dan Maria Gorethi ini tidak kesulitan membantingkan lawannya, Irfan Akmal dari Jabar sehingga kembali menang. Berhasil melaju ke final, suami Liana ini ditantang Slamet Sucipto dari Kaltim.
Berbekal pengalaman dan latih tanding di Korea Selatan, Pieter Taslim juga mampu menundukkan Slamet dengan status juga ipong. Pieter Taslim pun berhak atas medali emas untuk kelas -66 Kg ini.
Hasil bagus juga diraih adik kandung Pieter, Johanes Taslim. Tampil di pool B bersama Apriyanto (Kaltim), Agus Prasatiawan (Babel) dan Edwin Sumantri (Banten), atlet yang juga aktor ini menyapu tiga kemenangan sekaligus dengan predikat ipong (telak). Johanes pun maju ke semifinal sebagai juara pool dan ditantang Arnold Silalahi dari Jawa Barat.
Di semifinal Johanes kembali menunjukka kepiawaianyya dalam dunia judo. Arnold Silalahi dibuat tak berkutik. Kuncian Jo di dua menit terakhir dari lima menit pertandingan tidak mampu dibuka Arnold sehingga Jo kembali memetik kemenangan dengan ipong. Johanes pun melaju ke final dan ditantang I Made Swardhana dari Jakarta.
Di partai penentu inipun, Jo --panggilan akrab Johanes-- tidak terlalu sulit menuntaskan perjuangan I Made. Atlet asli Palembang ini pun membungkam I Made dengan kemenangan Ipong. "Kita bersyukur target meraih dua medali emas dari mereka tercapai. Artinya persiapan selama ini tidak sia-sia," ujar Johanes taslim.
Dengan kemenangan, kedua atlet Sumsel ini berhasil mempertahankan tradisi medali emas pada tiap-tiap PON. Untuk Pieter, dalam keikutsertan di ajang bergengsi empat tahunan ini, emas ini kali ketiga diraih sejak PON Surabaya 2000 lalu. Sedangkan Johanes mempertahankan medali PON 2004 Sumsel.
"Syukurlah kita berhasil mempertahankan emas. Dengan raihan emas ini kami cukup puas tidak hanya untuk kami sendiri tapi medali ini juga dapat mengangkat nama Sumsel di ajang nasional," ungkap Pieter taslim.
Dengan kemenangan ini juga, Pieter berharap pemerintah provinsi dapat memberikan perhatian lebih kepada atlet-atlet asli Sumsel yang berprestasi. "Tidak saja kepada judo tapi seluruh cabor yang memang atletnya berprestasi. Namun tentunya atlet juga harus dapat bertanggung jawab dengan memberikan medali dulu baru minta hak," tukasnya.

Atletik Kembali Sumbang Medali


Atletik Kembali Sumbang Medali

* Rekor Lompat Jauh PON Pecah


Samarinda,

Kontingen Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menambah perolehan medali dalam ajang PON XVII Kaltim 5-17 Juli 2008. Tambahan medali untuk Sumsel ini yaitu perak dari cabor atletik nomor lompat jauh putri dan lempar martil putra pada even lanjutan cabor atletik di Stadion Utama Palaran, Samarinda kemarin, Rabu (9/7).

Di nomor lompat jauh putri, seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, Ni Putu Desi hanya mampu menyumbangkan medali perak untuk Sumsel dengan catatan lompatan sejauh 5,96 meter. Dara yang akrab dipanggil Desi ini kalah dari Maria Natalia atlet putri asal Bali yang berhasil melompat sejauh 6,13 meter.

“Saya Senang bisa dapat medali perak ini. Rasanya banyak-banyak bersyukur bisa dapat medali lagi,” ujar Ni Putu Desi ketika ditemui usai penyerahan medali.

Lebih lanjut dikatakan Suyatmi, Memang untuk nomor ini lawan yang dihadapinya sangat tangguh. Maria Natalia yang berhasil meraih medali emas merupakan atlet Bali yang terbilang masih muda.

Untuk nomor lompat jauh ini, Maria Natalia dengan lompatan 6,13 meter berhasil memecahkan rekor PON atas nama Imelda Yudith S dengan lompatan sejauh 6,02 meter, perak oleh Ni Putu Desi dari Sumsel dengan lompatan 5,95 meter dan perunggu oleh Nova Aprilia dari Bangka Belitung dengan lompatan sejauh 5,90 meter.

Sementara itu, di nomor lempar martil, Ong Kok Hin yang diharapkan KONI Sumsel untuk mendapatkan emas hanya mampu meraih medali perak. Di nomor spesialisnya ini, Ong mencatatkan lemparan sejauh 46,00 meter. Dia kalah dari Dudung Suhendi asal Jawa Barat yang berhasil melempar martil sejauh 49,61 meter.

Pria berusia 40 tahun ini berhasil meraih medali perak walaupun kondisinya saat ini masih dibalut cedera pada pinggangnya. Namun dengan semangat yang tinggi Ong berhasil mempersembahkan medali untuk Sumsel.

Dengan hanya meraih perak Ong mengungkapkan dirinya merasakan dua perasaan yang berbeda antara senang dan kecewa. “Ya, saya senang dengan umur yang hampir 40 saya masih bisa memberikan kontribusi medali perak untuk Sumsel disatu sisi saya sedih karena seumur saya ini harusnya tidka lagi dipakai di PON,” ujar pria yang sudah meraih 13 kali juara nasional ini.

Lebih lanjut dikatakannya, sebaiknya ada pembinaan untuk atlet-atlet muda karena atlet-atlet tua akan nantinya akan kalah bersaing dengan atlet-atlet muda yang memiliki fisik dan stamina yang lebih baik. “Harus ada pembinaan dari pihak pemerintah sehingga muncul bibit-bibit baru di lempar martil ini,” pungkasnya.

Di nomor lari 400 meter putri, atlet Sumsel lainnya, Suyatmi gagal tampil karena mengalami cedera. Hal ini diungkapkan pelatih lari Sumsel yang juga menjadi wasit PON XVII Kaltim Mitrisno. “Suyatmi gagal tampil karena mengalami cedera paha saat latihan sebelum pertandingan,” ungkap Mitrisno.

Lebih lanjut dikatakannya, cedera yang dialami Suyatmi ini membuat Sumsel kehilangan satu peluang medali di cabor atletik.

Rizky Alfajri Gagal Sumbang Medali

Rizky Alfajri Gagal Sumbang Medali
Samarinda,
Rizky Alfajri, peloncat indah putera andalan Sumatera Selatan (Sumsel) gagal menyumbang medali dinomor 10 M Platform (papan) , Rabu (9/7). Memasuki hari ketiga pelaksanaan cabor loncat indah pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008, Rizky Alfajri yang turun bersama David Ibrahim dinomor ini harus mengakui prestasi 2 peloncat Jatim yang memperoleh emas dan perak dan peloncat asal Sumut yang memperoleh perunggu.
Rizky hanya mampu mengumpulkan 317.25 poin dari 6 loncatannya sedangkan David hanya mampu berada di bawah rizky dengan 252.50 poin, peloncat asal Jatim, Muhammad Nasrullah berdiri kokoh di perolehan poin dengan medali emasnya dengan total pengumpulan poin 400.05 diatas peloncat asal Jatim lainnya, Husaini Noor dengan 393.15 poin. Sedangkan medali perunggu jatuh di peloncat asal Sumatera Utara, Danta Ginting.
Kegagalan Rizky ini adalah yang kedua dihari yang sama, karena dipagi harinya peloncat indah sumsel yang turun di nomor papan 5 meter putera ini hanya berada diurutan ke 6 peringkat denga total poin 289.40 dari 6 loncatan yang dilakukannya, dari 7 provinsi yang berpartisipasi di nomor ini posisi Rizky sedikit lebih baik dibandingkan rudi Ahmadi asal Kalimantan Selatan yang hanya mengumpulkan 286.55 poin. Sedangkan medali emas disumbangkan oleh Husnaini Noor asal Jatim dengan 340.75. medali perunggu dibawa pulang oleh Dennys HM dengan total poin 306.45, sedangkan perunggu diambil alih peloncat asal Kaltim dengan 302.50 poin.
Dihari terakhir kamis besok (10/7), Sumsel tinggal menyisakan satu laga di menara 10 meter melalui Dwi Lidya Sari. Menurut Meirizal Usro, pelatih loncat indah Sumsel peluang masih ada. "Semoga kita bisa menambah medali lagi meskipun peluangnya kecil, bila pun gagal, ini adalah usaha terbaik dari peloncat indah Sumsel," jelasnya.

Selasa, 08 Juli 2008

Ni Putu-Jauhari Berjaya


Atletik Sumbangkan Tiga Medali
Oleh : Zulkurnaidi

Created : Ivan
SAMARINDA,

Lompatan atlet loncat tinggi galah Sumsel, Ni Putu Desi yang meliuk dan mencapai 3,80 meter berhasil memecahkan rekor PON pada nomor loncat tinggi galah yang digelar di lintasan atletik Stadion Utama Paleran Samarinda Seberang, Selasa (8/7). Dengan hasil ini, Desi (panggilan akrabnya) berhasil memecahkan rekornya sendiri yang dibuatnya pada PON XV Surabaya tahun 2000 lalu.
Ni Putu Desi yang turun dengan nomor punggung 291mencatatkan lompatan dengan tinggi 3,80 meter. Lomptan ini melampaui lompatan yang dibuatnya pada PON Surabaya yang hanya 3,65 meter. Hanya saja untuk rekor Nasional masih dipegang Desi Margawati dari NTB dengan tinggi lompatan 4,10 meter.
Dengan catatan ini, Desi berhasil meraih medali emas kedua dicabang atletik serta yang ketiga untuk Sumsel --setelah Jauhari Johan--. Sedangkan perak disabet Sundari dari Kaltim dengan catatan lompatan 3,20 meter. Perunggu disabet Alia Basamalah dari Jakarta dengan catatan lompatan setinggi 3,20 meter.
"Saya tidak menyangka kalau lompatan ini akan menjadi rekor baru di PON. Saya hanya berusaha untuk tampil yang terbaik dan berusaha untuk meraih medali emas. Hasil ini tentu membanggakan dan semuanya untuk Sumsel," ungkap Ni Putu Desi yang juga atlet pelatnas ini usai pertandingan.
Sementara di cabang atletik yang digelar kemarin, dari tiga nomor yang diikuti Sumsel semuanya menyumbangkan medali. Bahkan cabang atletik menyumbangkan dua emas dan satu perak. Emas sebelumnya diraih Jauhari Johan pada Selasa (8/7) pagi yang berhasil mencatatkan waktu tercepat pada nomor lari 5000 meter putra. Jauhari yang turun di urutan panggilan ketiga dengan nomor punggung 294, tampil mengalahkan peasingnya dengan waktu 14:59,69 detik.
Sementara perak pada nomor ini disabet Yahuza yang turun diurutan delapan dengan nomor punggung 179. Atlet Babel yang pindah ke Kaltim ini mencatatkan waktu 15:02,33 detik. Sedang perunggu diraih Musi Amin dari Jatim dengan catatan waktu 15:02,83 detik.
"Saya sudah optimis dari awal untuk nomor 10 ribu meter bakal mampu meraih emas. Pasalnya pesaing terdekat Yahuza yang bukan spesialis lari 10 ribu meter. Yahuza spesialis marathon," ungkap Jauhari Johan.
Satu nomor lagi yang diikuti Sumsel dari 9 final kemarin yakni lari 400 meter gawang atas nama Suyatmi. Di nomor ini Suyatmi gagal meraih emas dan harus puas atas perak setelah kalah dari pelari Maluku, Viera Melissa Hethari. Suyatmi yang turun dengan nomor punggung 293 dan tampil di lintasan enam ini hanya mencatatklan waktu 62,26 detik. Sedangkan Viera mencatatkan waktu lebih baik dengan 61,12 detik.
Sementara perunggu diraih Reny Carla Tehupeiory yang juga dari Maluku dengan catatan waktu terpaut sedikit dari Suyatmi yakni 62,58 detik. "Dia (Viera) daya tahan tubuhnya bagus. Makanya saya kalah disitu. Dari kejurnas kemarin sudah kelihatan daya tahannya bagus," ujar Suyatmi.

Hekta Melaju ke 8 Besar Snooker

Hekta Melaju ke 8 Besar Snooker

Oleh : Ivan

Tarakan

Pebiliar andalan Sumsel dinomor snooker, Hekta Ahmad memastikan lolos ke babak delapan besar setelah mengalahkan Anselmus asal Jambi dengan skor 2 – 0 di lapangan tennis indoor Tarakan, Selasa (8/7).

Hasil kemenangan dari pebiliar Jambi ini memastikan Hekta menjadi juara di Pool C setelah mengumpulkan 4 kemenangan atas peserta dari provinsi lainnya di nomor yang terdiri dari 4 pool ini. Dengan mengumpulkan empat kemenagan dari provinsi lainnya, Hekta di babak 8 besar akan menantang pebiliar tuan rumah (Kaltim) atas nama Bambang.

Menurut pelatih biliar Sumsel, Husein Adhan peluang Hekta untuk mengalahkan Bambang besar dan jika menang akan lolos kesemifinal. “Hekta akan menantang pemenang antara Hasan (Jateng) dan Rudi Sulaiman (DKI Jakarta) jika berhasil mengalahkan Bambang,” terang Husein.

Peluang lolos kefinal bagi Hekta juga terbuka lebar karena Hasan sendiri pernah di kalahkan Hekta di kualifikasi pool C dengan skor 2 – 1. “Juga dengan Rudi Sulaiman yang terdengar kabar bahwa pebiliar asal DKI Jakarta ini saat ini berstatus warga negara Australia dan berlatih di australia,” terang Husein.

Status Rudi di negara kangguru ini sama dengan statusnya sebagai warga DKI Jakarta. “Semua peserta protes dengan kehadiran Rudi Sulaiman, dan jika memang terbukti stastusnya sebagai warga Australia maka Rudi akan di diskualifikasi sesuai dengan janji ketua PB POBSI, Pak Tutut,” jelas Husein.

Keberhasilan Hekta ini gagal diikuti rekan-rekannya yang juga bertanding di tempat yang sama. Langkah Agus Suhaimi ke babak 8 besar terhenti oleh pebiliar atas Jateng atas nama Yoni R dengan skor 2 – 1.

“Begitu juga di bola 15, Partono dan Herowanto gagal di babak 15 besar atas pasangan DKI Jakarta, Suwitho dan Jimmy dengan skor 7 – 5, dan bola 15 memang bukan andalan hanya sebagai coba-coba,” alasan Husein. Namun dirinya dan segenap pebiliar Sumsel yang bertarung di Tarakan tetap meminta dukungan dan doa seluruh warga Sumsel agar bisa mempersembahkan medali bagi kontingen Sumsel.

Bowling Sumbang Perunggu

Bowling Sumbang Perunggu

Oleh : Jonison (Sentral Post)

Samarinda,

Atlet Boling Sumsel berhasil menyumbangkan satu medali perunggu dari nomor perorangan putri yang diraih peboling muda Sumsel, Elsa Maris setelah melalui enam game yang melelahkan di King's Bowling Center Plaza Ramayani Samarinda, Selasa (8/7).

Sebelumnya, cabor boling tidak ditargetkan apapun dari pihak KONI Sumsel untuk meraih medali mengingat pesaing-pesaing mereka adalah atlet-atlet dari pulau Jawa yang notabene merupakan atlet-atlet SEA Games bahkan Asean Games.

“Saya sangat senang sekali dapat mempersembahkan medali bagi Sumsel walaupun hanya medali perunggu. Ini semua berkat latihan yang kontinyu serta games-games yang dilaksanakan selama TC,” ujar Elsa Maris, kemarin, Selasa (8/7) usai menyelesaikan perlombaan.

Lebih lanjut dikatakannya, dengan kemenangan ini berarti dirinya dan rekan-rekan boling lainnya tidak membuat upaya pihak KONI Sumsel dan Ketua Umum PBI sia-sia.

Jalannya perlombaan terlihat cukup ketat, pada game satu Elsa berhasil menduduki peringkat dua dengan poin 225, namun sayangnya di game kedua dia sering melakukan miss sehingga peringkatnya anjlok ke empat. Di game ketiga Elsa berhasil menjadi yang teratas setelah mengumpulkan poin 223.

Namun di game ke empat, bola-bola Elsa banyak yang meleset karena pengaruh lintasan sehingga dirinya harus mengganti bola dan membuat peringkatnya turun ke posisi tiga. Di game kelima Elsa berhasil melakukan empat strike berturut-turut sehingga dirinya mendapatkan bonus satu frame dan poin yang dikumpulkannyu terdongkrak namun posisinya turun.

Di game kelima, posisi Elsa kembali merosot setelah Putti Insavilla Armaein atlet DKI Jaya yang merupakan atlet Asean Games Indonesia berhasil mendongkrak posisinya dari lima ke dua, pun begitu dengan atlet Jabar Putri Astari yang berhasil bermain stabil sejak game pertama.

Di game terakhir, Happy Soediyono berhasil mengunci medali emas untuk DKI Jaya setelah dirinya berhasil mengumpulkan poin 235. Sementara Putri Astari bermain sedikit jelek dengan hanya mengumpulkan 174 poin. Sayangnya, Elsa Maris melakukan dua kali miss pada frame enam dan sembilan sehingga hanya mampu mengumpulkan poin 193.

Dengan total poin 1171, Elsa harus puas di posisi ketiga dengan medali perunggu sedangkan Putri Astari berada di peringkat dua dengan medali perak setelah meraih total poin 1179. Sementara itu, Happy Soediyono Atlet DKI Jaya berhasil meraih medali emas dengan total poin 1218.

Pelatih Boling Sumsel, Aswin yang didampingi Manager Tim Bambang Irawan (Benk-benk) menyatakan rasa puas atas penampilan dan prestasi yang diraih Elsa. “Kami bangga dengan apa yang dapat diraihnya. Memang kita tidak menargetkan medali namun kita berusaha terus agar dapat membuat prestasi yang membanggakan,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, dengan torehan perunggu ini, pengprov PBI Sumsel merupakan awal yang baik bagi tim Sumsel karena hari ini (kemarin, red) Elsa bisa meraih medali sedangkan atlet tuan rumah tidak.

“Sebenarnya, poin yang diraihnya pada game ini lebih kecil dibandingkan pada saat pra PON tempo hari, namun tapi dia mampu meraih medali walaupun saingannya atlet-atlet yang sudah kenyang pengalaman,” pungkas Aswin.


Anggar Sumsel Kembali Sumbang Medali

oleh : Ivan

Samarinda

Cabang olahraga (cabor) anggar kembali mendulang medali, setelah Rully memperoleh emas pertama Sumsel, senin (7/7) lalu kali ini Sumsel berhasil meraih perunggu melalui Eka Febrianti, Selasa (8/7) di Hall C Kompleks Stadion Madya Sempaja Kota Samarinda Kaltim. Eka yang turun di nomor Dehen perorangan putri meraih perunggu bersama Ikah Sarikah setelah kandaas disemifinal melalui peanggar asal Sulawesi Selatan (Sulsel), Isnawati Sir Idar dengan poin 15 – 9.

Sedangkan medali emas dinomor Dahen ini dibawa pulang oleh Nurul Musfira Amahor yang berhasil mengalahkan rekan se provinsinya asal Sulsel . Nurul yang lolos kefinal setelah menundukkan Ikah Sarikah (yang harus puas medapatkan perak) memperoleh medali emas setelah mengalahkan Nurul Musfira Amahor dengan poin 12 – 11.

Sumsel melalui Eka Febrianti seharusnya mampu menempatkan kakinya kefinal jika salah unggul tehnik atas peanggar atas Isnawati di semifinal, karena pada hitungan 3 menit pertama, Eka mampu leading 3 tuce atas Isnawati yang baru mengumpulkan 1 tuce.

Namun, keunggulan tuce tersebut tidak mampu dipertahankan Eka di 3 menit kedua dan ketiga yang harus mengakui keunggulan peraih medali perak Sea Games Thailand ini dengan keunggulan poin 15- 9.

Meskipun hanya meraih perunggu, penambahan medali bagi Sumsel ini cukup disambut gembira oleh pelatih Anggar Sumsel Lukman Ahmadi BA yang menilai penampilan Eka sudah cukup baik. “Hasil ini sudah baik dibandingkan sebelumnya, karena selama ini Eka selalu kandas di babak 8 besar,” hibur Lukman.

Sementara itu, Eka mengakui kekalahan tehniknya atas Isnawati yang merupakan atlet pelatihan nasional (pelatnas) Indonesia. “Hasil ini akan kami coba perbaiki ketika turun di nomor sable beregu putri nanti,” janji Eka.

Sumsel juga masih bisa menambah lumbung medalinya di cabor anggar yang dipusatkan di Sempaja Samarinda. “Nomor dehen putra kita masih bepeluang untuk menambahkan medali, juga dinomor sabel beregu putra dan beregu putri, dan tentunya kita mengaharapkan doa semua warga Sumsel,” harap Lukman.

Senin, 07 Juli 2008

Loncat Indah Sumbang 2 Perunggu dan 1 Perak

Loncat Indah Sumbang 2 Perunggu dan 1 Perak

Oleh : Ivan

Samarinda,

Cabang Olahraga (Cabor) loncat indah sumbang 2 medali perunggu dan 1 medali perak dalam lanjutan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008 di kolam renang kompleks olahraga Palaran Kota Samarinda Kaltim, senin (7/7).

Medali tersebut disumbangkan peloncat indah andalan Sumsel melalui Davit ibrahim/ Rizky Al Fajri di nomor synchro menara 5m putra dengan poin 289,14 dengan memperoleh medali perak dan medali perunggu pertama di persembahkan Helda Rianti/Marwenti di nomor synchro papan 3m putri dengan poin 200,49 serta perunggu kedua di persembahkan Helda Rianti/Dwi lidia di nomor syncrho 10m putri dengan poin 201,76.

Jawa Timur menjadi yang terbaik di nomor sychro 5 m putra posisi pertama melalui peloncat indahnya Muhammad Nasrullah/ Husnaini Noor (jatim) dengan poin 329,49 dan posisi ketiga di raih rudi rahmadi/bahriansyah dengan poin 278,22.

Dan untuk nomor sychro papan 3m putri posisi pertama di raih shenny RA/sari ambarwati (DKI) dengan poin 237,57 dan posisi kedua diraih Della DN/Heriyani dias dengan poin 228,57.

Sedangkan untuk nomor syncrho 10m putri posisi pertama diraih della DN/Heriyani dias dengan poin 243,21, posisi kedua diraih shenny RA/sari ambarwati dengan poin 241,62.

Meski hanya memperoleh perak dan perunggu, Merizal selaku pelatih loncat indah Sumsel cukup bangga dengan keberhasilan anak asuhnya. “Anak-anak telah tampil optimal untuk menyalurkan semua hasil latihan selama ini yang hanya dipusatkan di kolam lumban tirta Palembang,”ujarnya.

Namun juga medali ini merupakan hasil dari pembinaan sejak dini atlet local dari pelatih lokal. Menurut pelatih loncat indah Sumsel lainnya, yang terpenting adalah pembinaan sejak dini agar bisa berprestasi lebih baik. di loncat indah, “Sesuai dengan aturan, bahwa bila peloncat sudah berumur 23 tahun, tidak bisa ditampilkan, dan kita bersyukur semua peloncat kita masih muda bahkan ada yang masih duduk di bangku sekolah,” jelasnya.

Harapan ady, dengan pembinaan dari usia dini bisa saja mengacu prestasi Sumsel lebih lanjut. “Kalau disini hanya perak dan perunggu, bisa saja PON selanjutnya dapat emas,” semangat Ady.


Loncat Indah Sumbang 2 Perunggu dan 1 Perak


Loncat Indah Sumbang 2 Perunggu dan 1 Perak

Oleh : Ivan

Samarinda,

Cabang Olahraga (Cabor) loncat indah sumbang 2 medali perunggu dan 1 medali perak dalam lanjutan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008 di kolam renang kompleks olahraga Palaran Kota Samarinda Kaltim, senin (7/7).

Medali tersebut disumbangkan peloncat indah andalan Sumsel melalui Davit ibrahim/ Rizky Al Fajri di nomor synchro menara 5m putra dengan poin 289,14 dengan memperoleh medali perak dan medali perunggu pertama di persembahkan Helda Rianti/Marwenti di nomor synchro papan 3m putri dengan poin 200,49 serta perunggu kedua di persembahkan Helda Rianti/Dwi lidia di nomor syncrho 10m putri dengan poin 201,76.

Jawa Timur menjadi yang terbaik di nomor sychro 5 m putra posisi pertama melalui peloncat indahnya Muhammad Nasrullah/ Husnaini Noor (jatim) dengan poin 329,49 dan posisi ketiga di raih rudi rahmadi/bahriansyah dengan poin 278,22.

Dan untuk nomor sychro papan 3m putri posisi pertama di raih shenny RA/sari ambarwati (DKI) dengan poin 237,57 dan posisi kedua diraih Della DN/Heriyani dias dengan poin 228,57.

Sedangkan untuk nomor syncrho 10m putri posisi pertama diraih della DN/Heriyani dias dengan poin 243,21, posisi kedua diraih shenny RA/sari ambarwati dengan poin 241,62.

Meski hanya memperoleh perak dan perunggu, Merizal selaku pelatih loncat indah Sumsel cukup bangga dengan keberhasilan anak asuhnya. “Anak-anak telah tampil optimal untuk menyalurkan semua hasil latihan selama ini yang hanya dipusatkan di kolam lumban tirta Palembang,”ujarnya.

Namun juga medali ini merupakan hasil dari pembinaan sejak dini atlet local dari pelatih lokal. Menurut pelatih loncat indah Sumsel lainnya, yang terpenting adalah pembinaan sejak dini agar bisa berprestasi lebih baik. di loncat indah, “Sesuai dengan aturan, bahwa bila peloncat sudah berumur 23 tahun, tidak bisa ditampilkan, dan kita bersyukur semua peloncat kita masih muda bahkan ada yang masih duduk di bangku sekolah,” jelasnya.

Harapan ady, dengan pembinaan dari usia dini bisa saja mengacu prestasi Sumsel lebih lanjut. “Kalau disini hanya perak dan perunggu, bisa saja PON selanjutnya dapat emas,” semangat Ady.


Rully Beri Emas Pertama Sumsel


Rully Beri Emas Pertama Sumsel

Oleh : Ivan

Samarinda,

Peanggar andalan Sumatera Selatan (Sumsel), Rully Mauliadhani mampu memberi medali emas pertama bagi kontingen Sumsel yang berlaga di perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008, Senin (7/7).

Bertempat di Hall C Kompleks Olahraga Sempaja Kota Samarinda Provinsi Kaltim, Rully yang turun di nomor sable perorangan putra mengalahkan peanggar asal Sulawesi Utara (Sulut) atas nama Reffly Hendra Tarega dengan poin 15-9.

Atlet kelahiran Bandung ini mampu memenuhi target yang diusung KONI Sumsel untuk mendapatkan medali dengan bermain maksimal disepanjang babak kualifikasi. Bahkan disemifinal, Rully mampu mempecundangi peanggar asal Ibu Kota Jakarta, Yosepf Lapian dengan poin 15-8.

Yosef sendiri harus puas memperoleh perunggu bersama Idion Jaya Wiguna asal Jawa Barat yang tunduk dari Reffly di babak semifinal.

Emas pertama Sumsel ini langsung disambut gembira kontingen Sumsel lainnya yang memang sudah lama menungguk medali emas sejak memasuki hari ketiga PON XVII Kaltim 2008. Hadir juga petinggi kontingen Sumsel seperti sekretaris kontingen, Drs Syamsuramel Mkes dan rombongan lainnya.

Kemenangan yang menghasilkan medali emas ini tentu berharga bagi Rully, peraih medali emas di nomor sable beregu putra di PON Sumsel empat tahun lalu mengucap syukur atas keberhasilannya. “Emas pertama ini saya persembahkan bagi seluruh warga Sumsel yang telah memberikan dorongan dan doa kepada saya dan atlet Sumsel lainnya,” syukur Rully.

Dan menurut Rully, mungkin ini PON terakhirnya karena usia yang sudah menginjak 31 tahun. “Tapi saya akan terus berusaha memperoleh medali kembali disini (Kaltim) karena saya mengikuti nomor sable beregu,” janji Rully setelah pengalungan medali Tia Aditya selaku bendahara PB Ikasi Pusat.

Peluang juga masih dirasakan Rully untuk kembali memperoleh medali selasa besok (8/7). “Di sable beregu putra saya lebih termotivasi karena persiapannya sudah optimal, dan mengenai kekuatan provinsi lain semua sama rata tapi saya tidak menganngap enteng provinsi lain,” semangat Rully.

Keyakinan juga dirasakan pelatih Anggar Sumsel Lukman Ahmadi, ayah kandung Rully ini masih optimis Sumsel bisa menambah medali. “Kita mengharapkan di nomor sable beregu putra memperoleh medali, karena kita masih mempunyai peluang. Begitu juga dengan peanggar putri kita yang peluangnya juga terbuka,” ungkap Lukman.



Minggu, 06 Juli 2008

Marwenti-Helda Sumbangkan Medali Pertama Sumsel

Marwenti-Helda Sumbangkan Medali Pertama Sumsel

Oleh : Zulurnaidi (Sriwijaya Post), Created : Ivan

SAMARINDA,

Pasangan peloncat indah Sumsel, Marwenti dan Helda Rianti berhasil menyumbangkan medali pertama bagi Sumsel pada keikutsertaan di PON XVII Kaltim, 5-17 Juli 2008. Pasangan ini meraih medali perunggu dari cabor loncat indah pada nomor Papan 3 Meter Synchro Putri.

Tampil dengan nomor urut tiga dari empat peserta, Helda-Marwenti masih belum mampu mengalahkan perolehan nilai pasangan dari Jakarta dan Jatim. Pasangan yang baru pertama kali turun di PON ini mengumpulkan 200,49 poin dan hanya meraih perunggu. Sedangkan emas direbut pasangan DKI Jakarta, Shenny-Sari Ambarwati. Pasangan yang merupakan langganan tampil di SEA Games ini mengumpulkan nilai total 237,57 poin. Sedangkan perak diambil pasangan Della-Herliani Dias dari Jatim dengan nilai totoal 228,57 poin.

Satu pasangan lagi yakni Rismaya-Eka Purnamadari Kalimantan Selatan berada di peringkat terakhir dengan total 182,07 poin. "Atlet kita saat ini baru berhasil menyumbangkan medali perunggu. Mudah-mudahan di nomor lain kita bisa tampil lebih baik lagi," ungkap Adi Wahyuono, pelatih loncat indah Sumsel.

Sementara Marwenti mengatakan cukup senang bisa menyumbangkan medali pertama bagi Sumsel. Hanya saja perolehan medali ini hanya perunggu. "Saya baru mampu meraih perunggu. Sedangkan perak apalagi emas masih kalah jauh dari Jakarta dan Jatim. Rasanya sulit sekali untuk tampil lebih sempurna dan sempat juga merasa sedikit gugup karena baru pertama tampil di PON," tukas Marwenti yang didampingi Helda Rianti.

Kaltim Masih Terlalu Tangguh

Kaltim Masih Terlalu Tangguh

Oleh /Created : Ivan

Samarinda,

Pebasket Kalimantan Timur (Kaltim) masih terlalu tangguh untuk diladeni Sumatera Selatan (Sumsel, dalam lanjutan pool Y cabang olahraga (cabor) basket putri yang digelar di Gedung Serbaguna Kompleks Sampaja Kota Samarinda Kaltim, Sumsel takluk dengan skor mencolok atas tuan rumah Kaltim 48-73, Minggu (6/7) dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008.

Target menang Sumsel atas tuan rumah untuk memperbaiki peringkat tampaknya masih menjadi mimpi oleh tim yang dilatih Firdaus ini, karena dalam 2 pertandingan sebelumnya Sumsel harus rela gagal kesemifinal dengan kekalahan atas DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Basket Sumsel yang saat ini dimanageri Hendri Zainuddin sebenarnya mampu mengimbangi permainan cepat tuan rumah di quarter pertama, permainan defense yang diterapkan Octarina cs membuat Sumsel yang selalu jadi bulan-bulanan di Pool yang diisi Provinsi Jateng, DKI, Sumsel dan tuan rumah Kaltim, mampu meminimalisasi serangan cepat Yunita Sugianto, walau Sumsel harus mengakui keunggulan Kaltim dengan skor 11-6.

Di awal quarter kedua, Sumsel mampu menipiskan skor menjadi setengah bola 11-10 melalui lay up Puspa, masuknya pemain bernomor punggung 8 ini menggantikan Solowan bisa memberikan irama baru bagi Sumsel dan membuat Kaltim sedikit bermain defense, tapi sayangnya Sumsel tidak bisa mempertahankan irama permainan dengan mengubah strategi sedikit bermain terbuka untuk mengejar skor, permainan terbuka tersebut dimanfaatkan Fanny Kalumata cs dengan terus melakukan serangan dan quarter ditutup dengan skor 17-36. Di quarter ketiga dan keempat permainan sepenuhnya dimiliki Kaltim yang masih terlalu tangguh, hingga akhir quarter keempat, Kaltim unggul telak dengan skor 48-73.

Dengan kekalahan timnya, manager basket Sumsel Hendri Zainuddin akan terus memberikan semangat kepada Annisa cs untuk memperbaiki posisi ketika melawan tim-tim di Pool X yang diisi Jawa Barat (Jabar), Sumatera Utara (Sumut), Papua dan Jawa Timur (Jatim). “Besok senin (7/7) kita akan Sumut, dan ini adalah partai final ulangan Porwil di Medan beberapa waktu yang lau dimana kita kalah setengah bola 67-66. Dan kita berharap untuk bisa mengalahkan mereka (Sumut) untuk memperbaiki posisi Sumsel diperingkat nasional,” tutur Hendri.

Kabar Borneo


TASLIM BERSAUDARA SIAP PERSEMBAHKAN MEDALI DI PON KALTIM

Taslim bersaudara bertekad mempersembahkan medali emas di PON XVII Kaltim karena persiapan yang dilaksanakan selama ini sudah maksimal.

Tekad mempersembahkan medali emas itu disampaikan Peter Taslim dan Johanes Taslim di Tenggarong, Minggu saat kunjungan Ketua Umum KONI Sumsel, Ir.H.Syahrial Oesman.

Menurut Peter Taslim, lawan berat yang dihadapi hanya tim DKI Jakarta dan itu masih bisa dikendalikan karena nomor yang ada ini masih spesialis atlet Sumsel.

Bahkan setiap ujitanding atlet tersebut prestasinya masih dibawah sehingga peluang untuk mendapatkan emas di pesta olahraga multi iven tersebut sangat besar, ujarnya.

Bahkan pada PON XVII ini pihaknya akan mempersembahkan medali ketiga di PON karena selama mengikuti dua kali PON selalu menyumbang emas.

Dia mencontohkan, PON XIV Surabaya tahun 2000 mendapat medali emas, PON XVI tahun 2004 Palembang emas dan PON kali ini juga harus emas karena kelemahan lawan yang dihadapi sudah bisa dibaca.

Hal yang sama juga dikatakan Jonahes Taslim bahwa ia berketad mempersembahkan medali emas untuk kontingen Sumsel.

Latihan telah dilaksanakan maskimal di Korea dan hasilnya juga cukup memuaskan sehingga target emas itu tidak muluk-muluk, ujarnya.

Sementara itu pelatih judo Sumsel, Robert Hartono mengatakan, dalam pertandingan di PON nanti semua atlet bertemu sehingga perlu mempersiapkan diri secara maksimal.

Hal ini tim Sumsel masuk grup kuat seperti DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat yang atletnya sudah menasioanl, tambahnya.




SUMSEL TERUS PERJUANGKAN ATLET YANG GAGAL IKUT PON KALTIM

Pengprov PRSI Sumsel terus memperjuangkan agar perenang andalan yang "namanya hilang" didaftar atlet bisa bertanding di PON XVII Kaltim.

Pihaknya masih memperjuangkan atlet tersebut agar bisa bertanding karena mereka didaftarkan ke PB PON melalui prosedur sama dengan kawan-kawan lainnya, kata Sekretaris Umum Pengprov PRSI Sumsel, Johanes Indrajaya di Tenggarong, Minggu.

Perenang Sumsel yang namanya hilang dari daftar atlet PON itu masingt-masing Felix C Sutanto, Albert C Sutanto dan Hendri C Sutanto yang selama ini memperkuat tim Sumsel, ujarnya.

"Kalau berkas pendaftaran hilang berarti semua atlet Sumsel tidak terdaftar tetapi hanya perenang tiga bersaudara tersebut yang namanya tidak terdaftar," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya Felix bersaudara diakui Kaltim milik sumsel tetapi ternyata namanya bisa hilang ketika daftar atlet yang akan bertanding diumumkan.

Selain itu atlet tersebut sudah ada ID yang berarti mereka sudah didaftarkan ke PB PON sehingga pihaknya terus memperjuangkan supaya atlet tersebut dapat bertanding, ujarnya.

Menurut dia, pihaknya akan menghadap tim keabsahan PB PON untuk mempertanyakan status atlet Sumsel tersebut.

Sementara itu Ketua Umum KONI Sumsel, Ir.H.Syahrial Oesman mengatakan, Felix bersaudara diharapkan minimal medapat lima hingga tuju medali emas karena nomor yang diikuti belum terkalahkan.

Oleh karena itu pihaknya terus berjuang supaya atlet tersebut bisa turun di kolam renang Tenggarong tempat pertandingan PON itu, tambahnya.




WARTAWAN PELIPUT PON DAPAT PENA DAN VCD GRATIS

Wartawan peliput PON XVII di Samarinda, Kaltim terutama yang membuat berita di Media Centre, Sembaja mendapat buku petunjuk, VCD dan pena gratis dari panitia.

Buku, VCD dan pena yang boleh diambil secara gratis tersebut sudah disiapkan di meja panitia tempat pengisian buku tamu sebelum masuk ke Media Centre.

Silahkan isi buku tamu dan ambil buku, pena serta VCD karena ini untuk kenang-kenangan tamu yang berkunjung ke daerah ini, kata panitia Media Centre di Samarinda, Minggu.

Menurut dia, memang buku-buku dan VCD serta pena tersebut disediakan sebagai sarana promosi provinsi ini keluar daerah sehingga kunjungan wisatawan ke daerah ini akan ramai.

Alhamdulillah dapat kenang-kenangan secara gratis dari panitia PON untuk dibawah pulang, kata salah seorang wartawan media cetak di Samarinda.

Menurut dia,kenang-kenangan berupa souvenir daerah apalagi didapat secara gratis sangat memuaskan karena nantinya tidak perlu beli lagi.

Hal senada juga dikatakan wartawan eletronik, bahwa buku kenang-kenangan ini untuk dijadikan acuan selama berada di Kaltim ikarena ia masih buta terhadap kota penyelenggara PON ini.

Jadi dengan adanya petunjuk akan dapat memudahkan dalam menuju venues tempat pertandingan sehingga nantinya tidak ketinggalan dalam peliputan berita, tambahnya.





KETUM KONI SUMSEL KHAWATIRKAN ANGKUTAN ATLET KE VENUES PERTANDINGAN

Ketua Umum KONI Sumsel, Ir.H.Syahrial Oesman mengkhawatirkan masalah angkutan atlet menuju venues pertandingan karena bus menunggu sampai penuh baru berangkat.

Hal ini karena atlet harus menunggu bus angkutan penuh setelah itu baru berangkat, katanya di Tenggarong seusai meninjau atlet Sumsel, Minggu.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau menunggu bus sampai penuh berarti keterlambatan bisa saja terjadi karena jarak antara lokasi pertandingan dengan tempat penginapan kontingen berjauhan dan jadwal tandingnya juga berbeda.

Cabang olahragha yang dipertandingkan lokasinya berbeda-beda dan bila menunggu sampai bus penuh kemungkinan besar para atlet akan terlambat bertanding, ujarnya.

Bahkan bila terlambat datang ke lokasi venues para atlet yang bertanding bisa di "DO" kan panitia sehingga perlu diantisipasi, ujarnya.

Menurut dia, oleh karena itu pihaknya perlu mengantisipasi kalau terjadi hal yang tidak diinginkan tersebut sehingga dapat diatasi dengan cepat.

Menang, Ketua Umum KONI Sumsel memaklumi kondisi KLaltim selaku tuan rumah penyelenggara yang masih banyak kekurangan sehingga permasalahan tersebut dapat dijadikan acuan kedepan untuk



KAJARI TENGGARONG SIAPKAN PENGINAPAN GRATIS

Kepala Kejaksaan Negeri Tenggarang, Fri Hartono, SH,MH menyiapkan penginapan gratis bagi atlet dan panitia asal Sumsel.

Masalah peningapan dan posko gratis itu disampaikannya saat Ketua Umum KONI Sumsel,Ir.H.Syahrial Oesman berkunjung untuk melihat kondisi atlet PON Sumsel, di Tenggarang, Minggu.

Dalam pertemuan tersebut Kajari Tenggarong menyiapkan sebuah rumah untuk atlet Judo serta pendamping serta tempat tersebut dijadikan Posko tim Sumsel.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau ada masalah terutama bagi kontingen Sumsel di kota ini silahkan lapor dan pihaknya akan secepatnya membantu demi kepentingan daerah.

"Bantuan ini karena saya sendiri berasal dari Sumsel sehingga suka duka harus dirasakan bersama," katanya.

Oleh karena ini bagi atlet yang merasakan kekurangan sesuatu kalau masih bisa dibantu akan dibantu karena tujuan utamanya untUk memotivasi atlet asal daerah terutama Sumsel, ujarnya.

Menurut dia, bantuan tersebut diharapkan dapat memotivasi atlet yang bertanding sehingga nantinya mereka bisa mendapat prestasi puncak.

Sementara itu Ketua Umum KONI Sumsel berterima kasih atas bantuan yang diberikan putra daerah tersebut karena ini merupakan suatu kehormatan.


Momentum Terbaik Olahraga Indonesia

Momentum Terbaik Olahraga Indonesia

Oleh : Ivan

Samarinda

Indonesia mengharapkan timbulnya kembali semangat olahraga, dan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII menurut Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah momentum yang tepat bagi olahraga di bumi merah putih untuk bangkit dari keterpurukan.

Dalam sambutannya ketika membuka secara resmi PON XVII Kaltim 2008 yang dipusatkan di Stadion Utama Palaran Samarinda Kaltim, Sabtu (5/7) PON bisa menjadi barometer kebangkitan Indonesia dari keterpurukan prestasi di ajang Internasional.

“PON adalah bentuk Indonesia bisa, dimana bisa membuktikan bahwa kita bangsa yang mandiri, bisa bersaing tinggi, dan bisa menjadi bukti peradaban Indonesia di mata Internasional,” terang orang nomor satu di negara ini.

PON juga menurut SBY adalah bentuk memperkokoh persatuan, persaudaraan yang bisa timbul melalui perjuangan dari semua insan yang berkecimpung didunia olahraga, dan PON juga merupakan bukti persaingan segenap provinsi untuk membuktikan keberhasilan suatu daerah melahirkan atlet dan prestasi yang bisa dibawa mengatasnamakan Indonesia.

“Hendaknya juga PON bisa kita kaitkan dengan aroma 100 tahun kebangkitan nasional yang juga bisa menjadi momentum kebangkitan olahraga di tanah air dan mampu menciptakan prestasi terbaik di nasional dan berjaya ditingkat dunia,” jelas SBY didepan pulihan ribu masyarakat Kaltim yang mulai memadati Stadion Utama Palaran sejak pagi hari dan diguyur hujan.

Dihadiri juga Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia Rita Subowo, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault serta jajaran Muspida Provinsi Kaltim, PON yang dimeriahkan juga penampilan artis-artis KDI dan permainan gitar Piyu Padi ini adalah bentuk wujud nyata amanah yang tertuang dalam Undang-undang (UU) keolahragaan nasional.

Hujan Sambut PON XVII Kaltim 2008

Hujan yang mengguyur kota Samarinda sejak pagi hari tampaknya menjadi sambutan meriah PON XVII Kaltim 2008 yang dibukan langsung oleh RI 1 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski suasana dingin diareal perbukitan yang disulap menjadi areal olahraga yang menjadi simbol keberanian Kaltim menggelar even olahraga empat tahunan ditengah bayang-bayang 90 % pembangunan stadion Utama Palaran yang sepertinya dipaksakan selesai.

Kembang api dan serua “Kaltim” dari puluhan warga Samarinda dan bahkan seluruh warga Kaltim menyisihkan semua miris dan ketakutan PB PON setempat akan keberhasilan pelaksanaan yang menghabiskan ratusan milyar APBD Kaltim.

“Tidak ada suatu kebanggan selaindipercaya dari sekian provinsi untuk menggelar pesta olahraga ini, karena bisa dipastikan dampak yang positif yang bisa didapatkan baik itu sebelum, selama pelaksanaan bahkan sesudah pelaksanaan. Samarinda, Bontang ataupun Tarakan yang dulunya minim sarana olahraga bisa mendapatkan venue-venue yang berstandar Internasional dan inilah yang diimpikan warga Kaltim,”tutur Hendriansyah salah satu waga Palaran yang menunggu pembukaan PON oleh SBY sejak siang hari dengan basah guyuran hujan.

Bahkan, Kaltim bisa mendirikan stadion utama Palaran, yang menjadi fokus olahraga atletik dan sepakbola yang bisa dikatakan stadion dengan kapasitas 50.000 tempat duduk ini adalah yang terbaik diatas Stadion Gelora Jakabaring Palembang. Semoga kemegahan Kaltim tertuang juga dengan target mereka, masuk 5 besar.

Khawatirkan Angkutan Atlet ke Venues

Oleh : Zulkurnaidi (Sriwijaya Post)
Created : Ivan
Tenggarong
Setelah sehari sebelumnya mengunjungi atlet di Samarinda, Ketua Umum KONI Sumsel, Ir H syahrial Oesman MM mengunjungi atlet yang berada di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Minggu (6/7) pagi. Pada kesempatan ini kembali Syahrial menegaskan pihak KONI cukup menghawatirkan angkutan atlet ke venues.
Untuk antisipasi jika terjadi gangguan transportasi, maka KONI Sumsel sudah menyiapkan kendaraan sehingga transportasi tetap lancar. Sedangkan untuk di Tenggarong, Kepala Kejaksaan Negeri Tenggarong, Fri Hartono yang orang Sumsel, menyiapkan kendaraan untuk angkutan atlet ini.
“Panitia penyelenggara memang menyiapkan bus tapi atlet harus menunggu bus angkutan penuh dulu baru setelah itu baru berangkat. Kalau menunggu bus sampai penuh berarti keterlambatan bisa saja terjadi, karena jarak antara lokasi pertandingan dengan tempat penginapan kontingen berjauhan dan jadwal tandingnya juga berbeda,” jelas Syahrial.
Untuk mengantisipasi kejadian ini atau jika terjadi gangguan pada kendaraan atlet, maka pihak KONI Sumsel dibantu Kajari Tenggarong menyiapkan kendaraaan sekitar lima minibus sehingga dapat mengangkut para atlet.
“Sekarang (kemarin) saya ke Tenggarong karena ada beberapa cabor di sini. Dan kita mendapatkan posko bantuan dari Pak Fri Hartono SH MH. Beliau adalah Kejari Tenggarong yang juga putra Sumsel yang kita banggakan. Beliau juga sangat membantu dengan penambahan prasarana transportasi sehingga bisa melancarkan pergerakan atau mobilisasi atlet,” ungkapnya.
Syahrial mengakui kesiapan PB PON masih kurang tapi ini dijadikan tantangan untuk terus berprestasi. “Itu tidak menjadi keluhan kita yang bisa menghambat atlet untuk berprestasi. Jadi kita tidak ada kecewa karena kecewa akan membawa kelemahan kita sendiri. Kekurangan partisipasi dari panitia menjadi sesuatu tantangan yang harus diselesaikan dan kita perintahkan kepada tim agar ini tidak menjadi masalah dan dapat langsung mengambil inisiatif,” sergahnya.
Menilai kondisi atlet sampai sejauh ini, Syahrial mengatakan bagus. “Kemarin saya bertemu mereka dan mereka semangat. Walaupun mereka baru 3-4 hari lagi bertanding tapi mereka membantu yang sedang bertanding, dan saya tekankan kepada mereka untuk bertanding dan bagaimana hasilnya akan kita lihat nanti,” tukasnya.
Kajari Tenggarong Fri Hartono mengatakan sebagai putra daerah Sumsel, sudah pantasnya saling menolong. “Jadi saya beri bantuan berupa tempat penginapan dan bagi atlet lain di Tenggarong segera melapor karena saya menyiapkan tempat bagi atlet Sumsel selain Judo. Jadi bagi atlet yang kekurangan segera melapor karena saya juga akan ikut memberikan motivasi kepada atlet Sumsel dan demi persatuan Sumsel,” ungkapnya.
Hadir mendampingi, Sekretaris Umum KONI Sumsel Dhennie Zainal, Ketua Kontingen Sumsel Kol CZI Amalsyah Tarmizi. Rencananya hari ini Syahrial akan pulang ke Palembang.
Tenggarong menggelar 8 cabor dari 43 cabor di PON XVII. Yakni aquatik (renang dan renang indah), judo, tinju, ski air, berkuda, balap sepeda (road race dan BMX), aero sport (paralayang dan gantole) serta panahan.