Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Selatan Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Palembang Sumatera Selatan Contact Person : konisumsel@gmail.com

Selamat Datang di Situs KONI Sumsel

Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Jalan Jenderal Sudirman No 2534 Email : konisumsel@gmail.com

Rabu, 09 Juli 2008

Pieter-Johanes Sapu Bersih Kemenangan


Pieter-Johanes Sapu Bersih Kemenangan
- Tambah Dua Emas Sumsel

SAMARINDA, -- Sampai hari kelima pelaksanaan PON XVII Kaltim, 5-17 Juli 2008, dari cabang judo berhasil menambah dua emas bagi kontingen Sumsel sehingga medali emas telah terkumpul lima buah. Pada pelaksanaan hari ketiga cabor judo di Velodrome Sport Tenggarong Kaltim, Rabu (9/7), dua atlet judo bersaudara Sumsel, Pieter dan Johanes Taslim menyumbangkan medali emas sehingga perolehan medali Sumsel sudah lima emas, lima perak dan lima perunggu.
Tanda-tanda kemenangan dua bersaudara ini sudah terlihat sejak babak penyisihan. Pieter Taslim yang turun dikelas -66 Kg berada di pool B bersama Khairil Anwar (Jakarta), Afrizal Effendi (Jateng), Budi Hidayat (Jabar), dan Slamet Sucipto (Kaltim). Empat atlet pesaing Pieter masih belum mampu menandingi kepiawaian Pieter yang asli Palembang. Pieter pun melaju mulus ke babak semifinal dengan menyapu bersih kemenangan dan keluar sebagai juara grup B.
Di babak semifinal, dalam lima menit pertandingan berjalan, putra ketiga pasangan Juki Taslim dan Maria Gorethi ini tidak kesulitan membantingkan lawannya, Irfan Akmal dari Jabar sehingga kembali menang. Berhasil melaju ke final, suami Liana ini ditantang Slamet Sucipto dari Kaltim.
Berbekal pengalaman dan latih tanding di Korea Selatan, Pieter Taslim juga mampu menundukkan Slamet dengan status juga ipong. Pieter Taslim pun berhak atas medali emas untuk kelas -66 Kg ini.
Hasil bagus juga diraih adik kandung Pieter, Johanes Taslim. Tampil di pool B bersama Apriyanto (Kaltim), Agus Prasatiawan (Babel) dan Edwin Sumantri (Banten), atlet yang juga aktor ini menyapu tiga kemenangan sekaligus dengan predikat ipong (telak). Johanes pun maju ke semifinal sebagai juara pool dan ditantang Arnold Silalahi dari Jawa Barat.
Di semifinal Johanes kembali menunjukka kepiawaianyya dalam dunia judo. Arnold Silalahi dibuat tak berkutik. Kuncian Jo di dua menit terakhir dari lima menit pertandingan tidak mampu dibuka Arnold sehingga Jo kembali memetik kemenangan dengan ipong. Johanes pun melaju ke final dan ditantang I Made Swardhana dari Jakarta.
Di partai penentu inipun, Jo --panggilan akrab Johanes-- tidak terlalu sulit menuntaskan perjuangan I Made. Atlet asli Palembang ini pun membungkam I Made dengan kemenangan Ipong. "Kita bersyukur target meraih dua medali emas dari mereka tercapai. Artinya persiapan selama ini tidak sia-sia," ujar Johanes taslim.
Dengan kemenangan, kedua atlet Sumsel ini berhasil mempertahankan tradisi medali emas pada tiap-tiap PON. Untuk Pieter, dalam keikutsertan di ajang bergengsi empat tahunan ini, emas ini kali ketiga diraih sejak PON Surabaya 2000 lalu. Sedangkan Johanes mempertahankan medali PON 2004 Sumsel.
"Syukurlah kita berhasil mempertahankan emas. Dengan raihan emas ini kami cukup puas tidak hanya untuk kami sendiri tapi medali ini juga dapat mengangkat nama Sumsel di ajang nasional," ungkap Pieter taslim.
Dengan kemenangan ini juga, Pieter berharap pemerintah provinsi dapat memberikan perhatian lebih kepada atlet-atlet asli Sumsel yang berprestasi. "Tidak saja kepada judo tapi seluruh cabor yang memang atletnya berprestasi. Namun tentunya atlet juga harus dapat bertanggung jawab dengan memberikan medali dulu baru minta hak," tukasnya.

Atletik Kembali Sumbang Medali


Atletik Kembali Sumbang Medali

* Rekor Lompat Jauh PON Pecah


Samarinda,

Kontingen Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menambah perolehan medali dalam ajang PON XVII Kaltim 5-17 Juli 2008. Tambahan medali untuk Sumsel ini yaitu perak dari cabor atletik nomor lompat jauh putri dan lempar martil putra pada even lanjutan cabor atletik di Stadion Utama Palaran, Samarinda kemarin, Rabu (9/7).

Di nomor lompat jauh putri, seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, Ni Putu Desi hanya mampu menyumbangkan medali perak untuk Sumsel dengan catatan lompatan sejauh 5,96 meter. Dara yang akrab dipanggil Desi ini kalah dari Maria Natalia atlet putri asal Bali yang berhasil melompat sejauh 6,13 meter.

“Saya Senang bisa dapat medali perak ini. Rasanya banyak-banyak bersyukur bisa dapat medali lagi,” ujar Ni Putu Desi ketika ditemui usai penyerahan medali.

Lebih lanjut dikatakan Suyatmi, Memang untuk nomor ini lawan yang dihadapinya sangat tangguh. Maria Natalia yang berhasil meraih medali emas merupakan atlet Bali yang terbilang masih muda.

Untuk nomor lompat jauh ini, Maria Natalia dengan lompatan 6,13 meter berhasil memecahkan rekor PON atas nama Imelda Yudith S dengan lompatan sejauh 6,02 meter, perak oleh Ni Putu Desi dari Sumsel dengan lompatan 5,95 meter dan perunggu oleh Nova Aprilia dari Bangka Belitung dengan lompatan sejauh 5,90 meter.

Sementara itu, di nomor lempar martil, Ong Kok Hin yang diharapkan KONI Sumsel untuk mendapatkan emas hanya mampu meraih medali perak. Di nomor spesialisnya ini, Ong mencatatkan lemparan sejauh 46,00 meter. Dia kalah dari Dudung Suhendi asal Jawa Barat yang berhasil melempar martil sejauh 49,61 meter.

Pria berusia 40 tahun ini berhasil meraih medali perak walaupun kondisinya saat ini masih dibalut cedera pada pinggangnya. Namun dengan semangat yang tinggi Ong berhasil mempersembahkan medali untuk Sumsel.

Dengan hanya meraih perak Ong mengungkapkan dirinya merasakan dua perasaan yang berbeda antara senang dan kecewa. “Ya, saya senang dengan umur yang hampir 40 saya masih bisa memberikan kontribusi medali perak untuk Sumsel disatu sisi saya sedih karena seumur saya ini harusnya tidka lagi dipakai di PON,” ujar pria yang sudah meraih 13 kali juara nasional ini.

Lebih lanjut dikatakannya, sebaiknya ada pembinaan untuk atlet-atlet muda karena atlet-atlet tua akan nantinya akan kalah bersaing dengan atlet-atlet muda yang memiliki fisik dan stamina yang lebih baik. “Harus ada pembinaan dari pihak pemerintah sehingga muncul bibit-bibit baru di lempar martil ini,” pungkasnya.

Di nomor lari 400 meter putri, atlet Sumsel lainnya, Suyatmi gagal tampil karena mengalami cedera. Hal ini diungkapkan pelatih lari Sumsel yang juga menjadi wasit PON XVII Kaltim Mitrisno. “Suyatmi gagal tampil karena mengalami cedera paha saat latihan sebelum pertandingan,” ungkap Mitrisno.

Lebih lanjut dikatakannya, cedera yang dialami Suyatmi ini membuat Sumsel kehilangan satu peluang medali di cabor atletik.

Rizky Alfajri Gagal Sumbang Medali

Rizky Alfajri Gagal Sumbang Medali
Samarinda,
Rizky Alfajri, peloncat indah putera andalan Sumatera Selatan (Sumsel) gagal menyumbang medali dinomor 10 M Platform (papan) , Rabu (9/7). Memasuki hari ketiga pelaksanaan cabor loncat indah pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008, Rizky Alfajri yang turun bersama David Ibrahim dinomor ini harus mengakui prestasi 2 peloncat Jatim yang memperoleh emas dan perak dan peloncat asal Sumut yang memperoleh perunggu.
Rizky hanya mampu mengumpulkan 317.25 poin dari 6 loncatannya sedangkan David hanya mampu berada di bawah rizky dengan 252.50 poin, peloncat asal Jatim, Muhammad Nasrullah berdiri kokoh di perolehan poin dengan medali emasnya dengan total pengumpulan poin 400.05 diatas peloncat asal Jatim lainnya, Husaini Noor dengan 393.15 poin. Sedangkan medali perunggu jatuh di peloncat asal Sumatera Utara, Danta Ginting.
Kegagalan Rizky ini adalah yang kedua dihari yang sama, karena dipagi harinya peloncat indah sumsel yang turun di nomor papan 5 meter putera ini hanya berada diurutan ke 6 peringkat denga total poin 289.40 dari 6 loncatan yang dilakukannya, dari 7 provinsi yang berpartisipasi di nomor ini posisi Rizky sedikit lebih baik dibandingkan rudi Ahmadi asal Kalimantan Selatan yang hanya mengumpulkan 286.55 poin. Sedangkan medali emas disumbangkan oleh Husnaini Noor asal Jatim dengan 340.75. medali perunggu dibawa pulang oleh Dennys HM dengan total poin 306.45, sedangkan perunggu diambil alih peloncat asal Kaltim dengan 302.50 poin.
Dihari terakhir kamis besok (10/7), Sumsel tinggal menyisakan satu laga di menara 10 meter melalui Dwi Lidya Sari. Menurut Meirizal Usro, pelatih loncat indah Sumsel peluang masih ada. "Semoga kita bisa menambah medali lagi meskipun peluangnya kecil, bila pun gagal, ini adalah usaha terbaik dari peloncat indah Sumsel," jelasnya.