Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Selatan Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Palembang Sumatera Selatan Contact Person : konisumsel@gmail.com

Selamat Datang di Situs KONI Sumsel

Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Jalan Jenderal Sudirman No 2534 Email : konisumsel@gmail.com

Kamis, 10 Juli 2008

Anggar Pertahankan Emas Sable Beregu Putra

Anggar Pertahankan Emas Sable Beregu Putra

Samarinda

Regu putra anggar Sumsel berhasil mempertahankan medali emas yang mereka ukir di nomor sable berebu pada saat PON 2004 di Palembang. Rully dkk berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan tim beregu putra Sulawesi Utara dengan skor tipis 45-39 pada partai final sable beregu putra di Hall C kompleks Stadion Sempaja Samarinda kemarin, Kamis (9/7).

Pelatih Anggar Sumsel, Lukman Ahmadi yang didampingi Lucky Ahmadi mengungkapkan rasa syukurnya dengan kemenangan ini. Berarti tim beregu putra cabor Anggar berhasil melampaui target medali yang diharapkan KONI Sumsel dari para zorro Sumsel ini. “Syukur alhamdulillah kita bisa mempertahankan kembali emas ini dan berhasil melampaui apa yang ditargetkan KONI,” ujar Lukman Ahmadi pelatih sekaligus ayah dari Lucky bersaudara (para pemain anggar Sumsel, red)

Jalannya pertandingan cukup menegangkan dimana Sumsel yang berhasil mengalahkan Jawa Barat dengan skor telak 45-24 di semifinal harus berhadapan dengan tim kuat dari Sulut yang berhasil mengalahkan DKI Jakarta dengan skor tipis 45-41.

Sumsel yang menurunkan Rully di babak pertamanya menang atas Michael dengan skor 5-1. Rizky yang turun di babak kedua berhasil menang atas Reffly, namun di babak ketiga, Agistha mendapat perlawanan yang cukup tangguh dari Begin namun skor berakhir 15-12 untuk kemenangan Sumsel.

Guna memperbesar kemenangan dan melihat atletnya Rizky mendapatkan perlawanan yang cukup tangguh, pelatih anggar Sumsel Lucky Ramdhani melakukan pergantian, Rizki digantikan Ade Indra. Strategi yang diterapkan ternyata cukup berhasil. Ade mampu mengatasi perlawanan Michael dan membawa kemenangan untuk Sumsel 20-16.

Di babak kelima, Rully yang meraih medali emas di nomor sable perorangan masih terlalu tangguh bagi Begin. Sumsel kembali memperbesar keunggulan dengan skor 35-18.

Babak kelima Sulut kembali memperkecil kekalahannya melalui Reffy yang berhadapan dengan Agistha. Namun perjuangannya meraih poin tetap membuat Sumsel unggul 30-26. Di babak ketujuh Ade Indra harus berhadapan dengan Olfy yang masuk menggantikan Begin. Tapi strategi ini terlihat sia-sia. Sumsel masih unggul.

Di babak kedelapan Agistha harus berhadapan dengan Michael. Babak penutup, Rully berhadapan dengan Reffly. Akhirnya, Rully memastikan kemenangan Sumsel di nomor ini dengan skor tipis 45-39.

“Kita bias menang lagi itu hal yang luar biasa. Karena kita hanya ditargetkan mendapatkan satu medali emas di PON kali ini. Dan itu sudah kita penuhi sekarang kita dapat lagi,” ujar Rully yang didampingi Agistha, Rizky dan Ade Indra usai menerima pengalungan medali.

Sementara itu, Lucky Ramdhani yang juga pelatih anggar Sumsel mengatakan ini merupakan keberhasilan yang membanggakan dimana Rully dkk mampu mempertahankan prestasi mereka. “Tahun 2004 kita dapat emas di nomor ini dan sekarang kita kembali meraihnya. Itu sungguh luar biasa,” ujar Lucky yang didampingi Lukman Ahmadi.

Lebih lanjut dikatakannya, Sulut merupakan lawan yang cukup tangguh bagi Sumsel dan memang merupakan musuh bebuyutan, namun karena latihan yang kontinyu sejak Juni 2007 yang lalu maka hasil memuaskan dapat ditorehkan anak asuhnya yang sebagian merupakan adik kandungnya ini.

“Sulut memang revans kita dari tahun-ke tahun, tapi anak-anak sudah tahu kelemahan dan keunggulan mereka sehingga mereka mampu mengantisipasi perlawanan yang diberikan,” pungkas Lukman Ahmadi.

Jauhari Kembali Sumbang Emas

Jauhari Kembali Sumbang Emas

Samarinda
Atlet atletik andalan Sumsel, Jauhari Johan kembali menambah pundi emas Sumsel pada pelaksanaan PON XVII Kaltim cabor atletik di lintasan Atletik Stadion Utama Palaran, Kamis (10/7) pagi. Jauhari menambah satu koleksi emas Sumsel dari nomor spesialisnya lari 10 ribu Meter.
Pada lanjutan cabor atletik kemarin pagi, Jauhari tampil dengan nomor punggung 294. Sesuai prediksi sebelumnya atlet asli Sumsel ini mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya dan mencatatkan waktu tercepat dengan 31:57,38 detik. Ia berhasil menggondol emas untuk Sumsel sekaligus mempertahankan prestasi raihan emas seperti nyang dicapainya pada PON XVI 2004 lalu.
Sedangkan pesaing dekat Jauhari Johan yakni teman dekatnya Yahuza yang pada PON kali ini mewakili Kalimantan Timur hanya berada diurutan kedua dengan catatan waktu 32:01,28 detik. Sementara perunggu direbut Agus Prayoga dari Jawa Tengah dengan catatan waktu 32:03,43. "Syukur paling tidak target kita untuk meraih tiga emas dari atletik sudah tercapai. Dua dari Jauhari Johan dan satu lagi dari Ni Putu Desi. Kita tinggal berharap pada Jauhari di nomor lari 1500 meter dan Ni Putu Desi di romor lompat jangkit," ujar Bastoni, pelatih atletik Sumsel.
Sumsel sendiri pada cabor atletik masih meyisakan tiga nomor lagi dari sekitar 15 nomor yang belum dipertandingkan. Jauhari masih akan turun di nomor lari 1500 meter putra, Ni Putu Desi turun di lompat jangkit dan Ratna Dewi di 3000 meter steple chase (halang rintang). "Mudah-mudahan peluang kita masih ada," jelas Bastoni.
Sementara Jauhari Johan usai pertandingan mengatakan sudah yakin mampu mempertahankan raihan emas seperti di PON XVI Sumsel 2008 lalu. "Kalau di nomor 5000 dan 10 ribu meter saya optimis. Dari lawan-lawan yang dihadapi paling Yahuza (atlet Babel yang membela Kaltim) yang menjadi saingan tapi ia bukan pesaing di sini. Nomor spesialis Yahuza di marathon," tukas Jauhari.
Atlet asli kelahiran Palembang, 10 Desember 1983 ini akan menjalani satu nomor lagi di Lari 1500 meter. Di nomor yang akan dilombakan sore nanti, Jauhari akan menghadapi tiga atlet top lainnya yakni Haryono dari Jatim, Rahman Devi dari Jakarta dan Haris dari Jabar. "Kalau di nomor ini saingannya banyak dan berat. Peluang meraih medali apalagi emas masih fifty-fifty karena atlet Jatim, Jabar dan DKI bagus-bagus. Nomor ini juga termask bukan ungulan saya," jelas Jauhari.
Namun ia bertekad untuk mencoba tampil maksimal dan mencuri tambahan medali dari nomor ini. "Kan kalau misalnya bisa mengalahkan salah satu atlet dari Jakarta, Jatim atau Jabar saja, maka minimal saya dapat perunggu. Syukur-syukur kalau misalnya mampu mengalahkan semuanya berarti emas. Mohon doanya saja semoga bisa juara di nomor 1500 meter ini dan kita bisa menambah medali," pinta Jauhari.

Hasil Maksimal Peloncat Indah Sumsel, 2 Perak dan 2 Perunggu

Hasil Maksimal Peloncat Indah Sumsel, 2 Perak dan 2 Perunggu
Polo Air Sumsel Tunduk dari Sumbar
Samarinda
Meski hanya memperoleh 2 medali perak dan 2 medali perunggu, peloncat indah Sumsel sudah memberikan hasil yang maksimal di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur (Kaltim) 2008, di venues kolam renang Stadion Utama Palaran Samarinda, Marwenti cs memang gagal meraih emas dari 14 medali emas yang diperebutkan. Menurut pelatih loncat Indah Sumsel, Meirizal Usro, Kamis (10/7) menyebutkan inilah prestasi yang berhasil peloncatnya.
"Kita memang hanya mampu meraih 2 perak dan 2 perunggu, tapi kita tetap bersyukur bisa pulang dengan perolehan perak dan perunggu tersebut," jelasnya. Dikatakan Meiriza, hasil ini lebih baik dibandingkan PON sebelumnya ketika Sumsel menjadi tuan rumah yang hanya memperoleh 2 perak. "Inilah jerih payah peloncat Sumsel selama mengikuti latihan," ungkap Meirizal yang harus kembali menyaksikan kegagalan peloncatnya Dwi Lidya Sari memperoleh medali di menara 10 meter di hari terakhir pelaksanaan cabor ini, Kamis (10/7). Peloncat berusia 21 tahun ini gagal bersaing setelah hanya menduduki peringkat 6 dari 6 provinsi dengan total 178.5 poin dari lima loncatannya, sedangkan medali emas dinomor ini disumbangkan oleh Shenny RA asal DKI Jakarta dengan 300.15 poin, perak diraih oleh Herlyani dias asal Jatim dengan 266.10 poin dan perunggu dikukuhkan peloncat asal Jatim lainnya, Della DN dengan 216.80 poin
Dengan berbagai kendala seperti kurangnya dana dan TC, dirinya bersama Adi Wahyuono selaku pelatih loncat indah lainnya tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Sumsel. "Karena usia mereka masih muda yang paling tua hanya Dwi Lidya berumur 21 tahun, tentu bisa bermanfaat untuk even-even lainnya, dan mereka (Marwenti cs) akan lebih kita persiapkan pada PON kedepan," ungkap Meirizal
Meskipun terbilang gagal dinomor ini, pelatih ini berharap KONI Sumsel dan pemerintahan bisa memberikan penghargaan kepada para atlet Sumsel yang telah bersusah payah memberikan nama terbaik bagi Sumsel di kancah Internasional. "Bukan hanya atlet PON saja, tapi juga atlet yang masih amatir karena secara tidak langsung akan memberikan motivasi, dan perhatian tersebut bukan dalam bentuk uang melainkan perhatian ke segi pendidikan yang terkadang terbengkalai karena waktu latihan yang dihabiskan para atlet," jelas Meirizal.
Sementara itu, cabor Polo Air Sumsel mengakui kekalahan di babak penyisihan ketika ditundukkan Sumatera Barat (Sumbar) dengan skor 15-8, Rabu (9/7). Melakukan pertandingan di venues kolam renang Stadion Utama Palaran, Kemas Afriadi cs gagal bersaing di Pool B yang tergabung bersama Kambi, Sumbar dan DKI Jakarta tim yang dilatih Ahmad Nouval ini harus berjuang mati-matian ketika menghadapi DKI Jakarta yang berhasil melumat Jambi dihari yang sama dengan skor 23-4.
Sumsel harus menghindar posisi juru kunci di Pool B ini agar bisa lolos ke semifinal mempertemukan peringkat runner up Pool A yang disi Jabar, Jatim dan Sumut. Laga terakhir polo Sumsel melawan Sumsel di Pool B ini digelar kemarin (10/7) dan sampai berita diturunkan kedua tim masih melangsungkan jalannya pertandingan.